Tangan-Tangan Penolong dari Langit

Pernahkah kalian hampir saja tertabrak mobil atau motor , tetapi tidak terjadi? Atau mungkin harusnya terjatuh dan terluka, namun masih baik-baik saja? Bisa juga saat tiba-tiba terkena musibah, misalnya motor yang mogok, ada saja orang asing yang datang membantu?

Tahukah kalian mengapa hal itu bisa terjadi? Semua itu sebenarnya sering sekali terjadi pada kita dalam kehidupan sehari-hari. Sejatinya, hal itu ialah buah yang dipetik dari kebaikan-kebaikan yang telah kalian perbuat. Seperti pepatah yang sering diucapkan “Apa yang kalian tanam, itulah yang kalian tuai”.

Kepercayaan terhadap pepatah itu sering menjadi alasan seseorang dalam berbuat sesuatu. Misalnya saja , saat ada orang yang kecelakaan di jalan. Biasanya ada faktor lain yang memicu kita ingin menolong orang tersebut selain hati nurani.

Alasan tersebut seringkali timbul di benak kita, kalian pasti membayangkan bagaimana jika berada di posisi orang tersebut, apakah ada  yang bergegas menolong kalian?

Jangan salah mengartikan bahwa kita jadi ingin menolong orang lain karena ingin mendapat balasan yang sama. Perbuatan baik yang kita lakukan tetap harus atas dasar keikhlasan. Bagaimanakah ikhlas itu? Ikhlas adalah ketika kita berbuat baik kita tidak lagi mengingatnya, apalagi mengungkitnya.

Kita cukup percaya bahwa semua yang kita lakukan dengan hati yang ikhlas dan niat yang tulus akan mendapatkan kebaikan dari Allah. Tidak perlu repot memikirkan bagaimana kebaikan itu kembali lagi kepada kita.

Karena pada kenyataannya, kebaikan seringkali dibalas dengan keburukan. Misalnya, membantu teman saat ia akan ujian. Namun, setelah hasil yang ia miliki jauh lebih baik dari kita, ia seakan-akan lupa bahwa itu berkat kita membantunya belajar.

Contoh lain misalnya, saat teman kesulitan keuangan, kita membelikannya makanan dan hal-hal lain yang ia butuhkan. Akan tetapi ketika sedang punya banyak uang, ia seakan-akan tidak kenal pada kita.

Peristiwa seperti itu sering sekali terjadi dalam hidup kita. Oleh karenanya, kita sebagai manusia cukuplah berbuat baik dan setelah itu biarkan “tangan-tangan” tuhan yang berkerja. Semua perbuatan baik yang kita lakukan bisa dibalasnya di mana dan kapanpun yang kita butuhkan. Bisa dalam bentuk pertolongan saat terkena musibah atau juga bisa dalam bentuk kebahagian dengan orang-orang yang kita cintai. (Vica Nurul Aini mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Program Studi Jurnalistik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *