Oleh : Teddy Guswana (Redaksi Bandung Berita)
Dinas Perpustakaan dan Arsip di tingkat kabupaten/kota tidak saja berkaitan dengan soal penyediaan buku dan pengarsipan dalam pengertian sempit sebagaimana masih dipersepsikan banyak kalangan. Dinas ini memiliki peran luas dan strategis berkaitan dengan peningkatan literasi guna peningkatan kualitas hidup individu dan masyarakat tidak hanya membaca dan menulis tetapi juga kemampuan berfikir kritis dan analisis.
Begitupun dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Bandung sudah barang tentu memiliki peran strategis didalam mendorong dan meningkatkan budaya literasi yang muaranya agar masyarakat Kab. Bandung menjadi lebih cerdas. Dalam kaitan ini maka program program yang digulirkan oleh Dispusip Kab.Bandung senantiasa inovatif agar relevan dengan perkembangan litetasi yang terus bergerak maju. Ini jelas tantangan yang mau tidak mau harus bisa dijawab.
Digulirkannya berbagai inovasi oleh Dispusip Kabupaten Bandung tentu didasarkan kepada kondisi di lapangan yang tampaknya masih terjadi. Tantangan tantangan itu secara hipotetis diantaranya adalah (1). masih rendahnya minat baca. Terlebih anak anak dan remaja saat ini ada kecenderungan lebih tertarik kepada teknologi dan media sosial daripada mambaca, (2). Masih belum optimalnya bahan bacaan yang menarik dimana ketersediaan buku dan materi bacaan masih dalam kondisi terbatas, (3). Masih banyaknya masyarakat yang belum sepenuhnya memahami konsep literasi dan manfaatnya begi kehidupan.
Dalam kaitan itu maka Dispusip Kab.Bandung berusaha untuk tidak stagnan didalam melakukan inovasi, dari mulaipenyediaan buku buku hingga ke tingkat desa bahkan tingkat RW, juga mendorong dan memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan buku buku yang telah disediakan untuk dibaca. Dorongan dan motivasi itu diharapkan akan terus meningkatkan minat baca masyarakat yang pada gilirannya akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari upaya meningkatkan budaya literasi. Peluang donasi buku pun terus dibuka selebar lebarnya bagi masyarakat yang berniat menyumbangkan buku buku bacaan yang bermanfaat.
Berbagai inovasi oleh Dispusip Kabupaten Bandung memang terus digagas dan digulirkan sebagai komitmen dalam membangun budaya literasi dan menjawab tantangan untuk mengoptimalisasi minat baca masyarakat. Dalam hal ini Dispusip tidak berjalan sendiri, tetapi mendapat dukungan penuh dari bunda literasi Kabuparen Bandung, dari pegiat literasi dan dari komunitas lokal. Dukungan ini sudah pasti menjadi energy untuk Dispusip Kab.Bandung guna lebih BEDAS didalam menjalankan program programnya yang telah digariskan.
Mencermati program program inovatif yang dilakukan Dispusip Kab.Bandung hingga saat ini, ada harapan tantangan peningkatan budaya literasi di Kab.Bandung akan bisa dijawab. Tentu perlu waktu karena guliran inovasi yang dilakukan tidak akan menjawab tantangan secara instan. Terdapat proses yang harus dilalui oleh Dispusip untuk terus menyempurnakan program programnya guna mencapai sasaran yang diinginkan yakni menyadarkan masyarakat betapa pentingnya kebiasaan membaca karena erat berhubungan dengan kecerdasan dan peningkatan kualitas hidup.
Terbaru, program inovatif yang diluncurkan adalah KABELAT (Kampung Bedas Literat). Program ini patutdipandang sebagai pelengkap dari program program inovatif yang telah digulirkan terlebih dahulu. Gagasan programKabelat yang digagas Teguh Purwayadi selaku Kepala Dispursip Kab.Bandung ini merupakan gerakan berbasis komunitas yang tujuannya meningkatkan minat baca hingga ke tingkat RW. Suatu gerakan yang akan menyasar banyak lapisan masyarakat apalagi dengan menjadikan Bunda Literasi RW sebagai motor penggerak utama.
Dengan menjadikan Bunda Literasi RW sebagai motor penggerak, maka potensi untuk mengajak masyarakat didalam membaca buku buku yang telah disediakan akan lebh besar. Apalagi Bunda Literasi di Kabupaten Bandung terbanyak di Indonesia hingga mencapai 4620 Bunda Literasi, maka hal ini menjadi kondisi potensial dan strategis untuk merangkul masyarakat yang lebih luas agar memiliki minat baca.
Satu hal lagi, program Kabelat yang mengusung pendekatan Penthahelix yang melibatkan akademisi, komunitas, kalangan swasta, dan pemerintah serta media tentu akan menjadi kondisi sinergis guna bersama sama meningkatkan minat baca masyarakat di Kab. Bandung. Dengan demikian sasaran peningkatan literasi di Kab.Bandung akan bisa diwujudkan. SEMOGA….