Bandung.BB.Com. SUASANA Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terasa sangat hikmat, ketika salaseorang guru, membimbing para siswa SDN 139 Sukarasa kota Bandung di Jl. Gegerkalong Hilir 86. Mengumandangkan ayat suci Al’quran dan diikuti oleh para siswa. Kegiatan ini berlangsung dihalaman sekolah, setiap hari Jum’at.
“Setiap hari Jum’at memang program “Kultum” atau “Kuliah Tujuh Menit”. Dimulai dengan shalat Dhuha berjamaah, dilanjut dengan Kultum atau Tausyah,” kata Hj. Deti Supiati, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Sekolah ini.
Beberapa program yang menjadi unggulan di sekolah ini. Diantaranya Tari Tradisional Sunda, Seni Musik, Melukis sampai olah raga Futsal dan Renang.
Bahkan ada “tradisi khusus” yaitu dalam setiap minggunya, dua kali hari Kamis dan Sabtu. Para guru dan staf lainnya, berjejer di depan. Lalu para murid melakukan salaman, sambil mengucapkan “sampurasun”.
“Pokoknya dalam satu minggunya, kita lakukan dua kali. Seandainya hari Kamis tidak bisa dilakukan, ya..digeser ke hari Jum’at. Kalau hari Sabtu merupakan hari yang tidak bisa dilewatkan. Intinya bukan apa- apa, ini bentuk pembelajaran santun kepada orang tua dan sesama siswa. Dan kita berharap, para siswa menjadi terbiasa melakukannya, baik dirumahnya masing-masing. Begitupun dilingkungan masyarakat luas,” papar Deti Supiati, menjelaskan kepada BB.Com.
Untuk lebih mencintai tentang kearifan lokal, sesuai dengan harapan pemerintah dengan Program Bandung Masagi.
“Saya berusaha terus untuk membentuk, pembentukan karakter anak bangsa. Seperti apa yang diharapkan oleh Pemerintah dan tentunya kita semua,” kata Hj. Deti Supiati menegaskan.
SDN 139 Sukarasa, akan memasang “speaker” atau alat pengeras suara disetiap kelas. Tujuannya yaitu setiap minggu, ada program mendengarkan dongeng/cerita Sunda selama 15 menit. Sesudah diperdengarkan kepada para siswa. Lalu setiap siswa akan ditanya “makna” dari dongeng/cerita itu.
Ada harapan yang selalu dinantikan oleh sang Kepala Sekolah yaitu RKB (Ruang Kelas Baru). Sebab antusias masarakat terhadap sekolah ini, sangat besar sekali setiap tahunnya.
“Saya sebagai Kepsek, sangat mengharapkan RKB ini, segera direalisasikan. Master Plan sudah setahun yang lalu dibuat. Makanya untuk sekarang ini, saya tetap memakai sistem belajar dua shif yaitu pagi dan siang. Padahal kan..sudah jelas aturannya yaitu harus satu shif yaitu pagi saja,” papar Hj. Deti Supiati, S.Pd, M.Si penuh dengan harapan. (Herry kasep)