PANGANDARAN BBCom-Pekerjaan jalan didepan kantor Polsek Parigi Kabupaten Pangandaran telah mengakibatkan kecelakaan, korbannya seorang Ibu dan anaknya yang berusia 7 tahun warga Ciliang Kecamatan Parigi kabupaten Pangandaran pada subuh Jumat (1/12), korban mengalami pendarahan di bagian wajah, mulut dan kepala akibat terlempar dari pangkuan sang ibu.
Pekerjaan PUPR Propinsi Jawa Barat tersebut diduga Siluman, karena tidak terlihat papan nama inpormasi, sepanjang Jalan Nasional yang di kerjakan oleh perusahan. Sehingga para penguna jalan yang melakukan perjalanan dimalam hari sering terjebak dikawasan itu.
Warga sekitar mengeluhka kegiatan proyek bernilai milyaran rupiah tersebut karena pihak proyek tidak memperhatikan keselamatan pengguna jalan.
Ketua Lembaga perlindungan konsumen LPKSM- GKMI kabupaten Pangandaran Ade Jaenal SH, pada BBCom menyesalkan kinerja PUPR Propinsi Jawa Barat yang kurang memperhatikan keselamatan para pengendara, apalagi ini ruas jalan nasional, sangat diperlukan exstra hati-hati jika melewati jalur tersebut, dikarenakan banyak tumpukan bahan material, seperti batu kerikil maupun batu cadas disepanjang jalan.
“Apalagi akhir-akhir ini cuaca musim hujan. Tentu jalan sangat licin dan rentan terhadap kecelakaan. Seharusnya pihak pengawas selalu berjaga untuk mengatur arus lalu lintas dilokasi ini, malah tidak ada,” ungkapnya dengan nada kesal.
Menurut Ade Jenal mewakili warga Parigi, selaku pengendara yang patuh dan taat pajak, sangat menyayangkan hal itu terjadi. Masyarakat Parigi kabupaten Pangandaran meminta agar pejabat terkait segera turun kelapangan, dan melakukan kroscek secara detail terkait pengerjaan proyek pelebaran jalan nasional yang dinilai sudah menyalahi aturan dan prosedur tersebut.
“Jangan sampai kejadian ini terulang kembali, Seharusnya pihak pekerja lebih profesional dalam hal ini, agar tak ada lagi korban yang berjatuhan,” ungkapnya. .
Ade Jenal SH, Yang kerap Di Panggil Ade vampir Mengatakan, pengerjaan proyek pelebaran jalan nasional harus dikontrol dengan baik, hal itu sebagai upaya mengurangi dampak terjadinya kecelakaan dan pencemaran terhadap lingkungan. Sehingga kedepannya benar-benar mampu meminimalisir kerugian yang ditimbulkan dari pengerjaan itu sendiri. Menurutnya, intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini, jangan sampai dijadikan tameng bagi kontraktor atau pelaksana proyek untuk membiarkan kejadian itu begitu saja.
“Kita menyarankan agar pihak pelaksana proyek melakukan evaluasi atas keluhan ini, agar tak menimbulkan kerugian terhadap pengendara maupun warga yang bermukim disepanjang jalan. Begitupun Pemkab Pangandaran, melalui pejabat terkait, harus meminta komitmen yang jelas terhadap hal itu, agar masyarakat diberikan perlindungan yang tinggi selama proses pengerjaan berlangsung,” katanya. ( Budi Setiawan)