Mitigasi Bencana, Prioritas BPBD Kab. Bandung Barat

KBB | BBCOM | Peristiwa kebencanaan adalah kondisi yang tidak bisa diprediksi. Karenanya setiap waktu diperlukan kesiap kesiagaan terutama dari instansi berkompeten untuk menangani dan mengatasi bencana. Di wilayah kab. Bandung Barat, maka BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah KBB) jelas memiliki peran strategis yang setiap waktu dituntut untuk selalu siap dan siaga menangani dan mengatasi bencana dan dampak yang ditimbulkannya.

Dalam kaitan itu, baru baru ini BPBD KBB menyampaikan rilis kepada Bandung Berita.com berkaitan dengan hal hal kebencanan yang masih sering terjadi di wilayah KBB. Rilis yng ditandatangai oleh Kepala BPBD KBB Ir. Jarot Prasetyo menjelaskan, pada tahun 2023 ini program dan kegiatan BPBD KBB akan direalisasi sesuai dengan anggaran yang tersedia. 

Untuk anggaran tahun ini, program dan sasaran kerja BPBD yang akan dicapai adalah pengurangan resiko dan peningkatan kapasitas daerah. Sedangkan yang menjadi prioritas  adalah melaksanakan mitigasi bencana untuk meminimalisir koban  jika terjadi bencana. 

Tentu saja kebutuhan untuk program dan kegiatan tersebut diperlukan armada yang memadai. Dalam hal ini Jarot mengemukakan, armada dan sarana yang dimiliki oleh BPBD KBB meliputi Kendaraan operasional roda empat sebanyak 6 unit, tangki air bersih sebanyak 1 unit, dapur umum sebanyak 1 unit, dan roda dua sebanyak 20 unit. 

Armada tersebut, kata Jarot, digunakan untuk mendukung dan menunjang operasional BPBD KBB dalam meminimalisir korban bencana. Dalam jangka panjang, sarana penyelamatan kebencanaan akan disediakan pada setiap kecamatan, dan jenisnya akan disesuaikan dengan kebutuhan

Selain itu, dalam penanggulangan bencana dibantu juga oleh dinas teknis yaitu Dinas PUTR terutama dalam hal pengadaan alat berat. Dikemukakan juga, dalam penanganan kebencanaan dilakukan kerjasama dan koordinasi dengan BPBD kab/kota lain yang berbatasan dengan Bandung Barat yang dituangkan didalam MOU. Selain itu, Kerjasama dilakukan juga dengan instansi vertikal diantaranya dengan Perhutani.

Melalui kerjasama yang dilakukan selama ini, maka penanganan dan penanggulangan bencana dan dampak yang ditimbulkannya bisa tertangani dan teratasi secara koordinatif.

Ketika ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (12/3/2023), Jarot mengemukakan antara bulan januari-Mei 2023 di wilayah KBB telah terjadi 133 bencana  yang kebanyakan bencana tanah longsor. Bangunan fisik yang terdampak bencana meliputi 34 rumah rusak berat, 18 rusak sedang, dan 214 rumah rusak ringan. Sedangkan fasum/fasos yang terdampak meliputi 1 bangunan sekolah, 33 jalan, 2 jembatan, dan 3 mesjid.

Jarot menjelaskan, dalam penanganan dan penanggulangan bencana oleh BPBD terutama dilakukan pada saat kejadian dengan menyediakan peralatan seperti karung, terpal, logisrik dan bronjong. “Dana untuk penanganan bencana ini diakses dari dana BTT (Biaya Tidak Terduga), dan inipun harus ada pernyataan dari Bupati yang menyatakan bahwa kondisinya betul betul merupakan darurat bencana. Sedangkan secara permanen, penanganan dan penanggulangan fisik yang terdampak bencana dilaksanakan oleh  dinas PUTR”

Jarot juga mengatakan, meskipun intensitas bencana di KBB selama lima bulan (Januri –Mei 2023) cukup tinggi, namun telah diusahakan ditangani dan ditanggulangi  secara optimal. Selain itu, katanya, kepada masyarakat terus dilakukan sosialisasi dalam bentuk komunikasi, edukasi tentang rawan bencana, serta pembentukan destana(desa/kelurahan tangguh bencana). Semua itu dimaksudkan agar masyarakat sendiri tetap siaga didalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana. (Teddy Guswana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *