Menteri LHK : Pers Berperan Penting Ikut Sosialisasikan Kelestarian Hutan

JAKARTA | BBCOM | Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dan Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun beserta Sekjen Sayid Iskandarsyah secara simbolis melakukan penanaman pohon mangrove di VIP Baru Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu (17/2/2024).

Penanaman pohon mangrove ini sebagai rangkaian dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024. 

Hadir dalam acara ini jajaran pengurus PWI Pusat dan para Ketua PWI Provinsi, Kabupaten/Kota yang bersama-sama menanam pohon mangrove. 

Setelah secara simbolis penanaman pohon mangrove, Menteri Siti Nurbaya dan Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun bersama rombongan berkeliling melihat  kawasan hutan mangrove menggunakan speed boat. Empat perahu yang membawa rombongan menikmati segarnya udara dan birunya langit Jakarta di kawasan hutan mangrove. 

Menteri Kehutanan Siti Nurbaya Bakar  mengatakan bahwa pers berperan  penting bagi kementerian kehutanan. 

Siti Nurbaya berterimakasih karena PWI  konsisten memperhatikan kelestarian hutan,  salah satunya melalui acara penanaman pohon mangrove setiap tahun. Menurut Menteri Siti Nurbaya,  hutan mangrove di Indonesia sekitar 23 persen dari jumlah yang tersebar di seluruh dunia.  

Tahun 2023 lalu kata Siti Nurbaya sebanyak 130.000-an pohon mangrove telah tertanam di seluruh Indonesia. “Mangrove ini sangat penting. Penyimpan karbon yang baik, 4 kali lipat dari karbon dari hutan tropis biasa,” ujarnya.

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mengatakan, kawasan hutan gambut di Taman Wisata Alam Angke Kapuk  ini salah satu tempat penanaman yang berhasil. 

Hendry menceritakan, setelah berkeliling melihat kondisi hutan mangrove ini dengan menggunakan speed boat, ternyata kawasan ini indah dan sejuk. 

“Kalau kata anak sekarang kawasan ini  hidden gem di Jakarta. Hanya 30 menit dari Bintaro sudah ada tempat wisata yang lebih indah dan tak kalah dengan yang di China,” ujar Hendry.

BERKELILING

Menteri Kehutanan sempat mengajak  para pengurus pwi pusat maupun daerah berkeliling  dengan menggunakan speed boat untuk menyaksikan rimbunan pohon mangrove. 

Sepanjang perjalanan, sejauh mata memandang peserta disuguhi rimbunan ribuan pohon mangrove. Menurut pengelola,  hutan mangrove ini sudah dihuni binatang yang puluhan tahun sempat menghilang dari kawasan ini.

Salah satunya binatang yang sudah kembali menghuni area mangrove  ini adalah monyet berbuntut panjang, aneka burung, berang berang, jalak putih dan buaya muara.

Kawasan konservasi alam mangrove ini memiliki luas 99,82 HA. Diresmikan pada tahun 2010. Usaha kementerian kehutanan dinilai berhasil, karena selain menghijaukan kawasan pantai, juga bisa menahan erosi.

Kawsan hutan mangrove ini pun menjadi lahan untuk menjadi sumber pendapatan negara dari sektor wisata. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *