Ayah adalah cinta pertamaku. Langit ini menjadi saksi atas kebahagiaanku memiliki seorang yang sangat berharga. Terimakasih pencipta sudah menciptakan rasa sayang dan cinta kasih yang dapat aku rasakan dari seorang ayah.
Sebelum matahari terbit, ayah sudah bergegas untuk mencari nafkah. Dengan menggendong tas besarnya yang membuat badannya membungkuk, ayah berdiri di pinggir jalan pukul empat pagi, sambil mengulurkan tangan untuk memberhentikan angkutan umum adalah rutinitasnya setiap hari.
Ayah sudah hatam dengan segala cuaca, bahkan ayah sudah sedia payung sebelum hujan. Setiap hari sepulangnya bekerja, aku melihat ayah bermandikan keringat. Hampir setiap hari keluhannya kepada mama, aku dengar secara diam tanpa ia ketahui. Saat itulah, ayah membuatku menangis.
Ayah mengajarkanku banyak hal, terutama berbohong. Ayah sangat pandai dengan itu. Berpura-pura tegar didepan keluarga, dengan keceriaan yang selalu ayah tunjukkan adalah kelebihan yang ayah miliki. Terkadang aku berifikir, bagaimana nantinya hidupku tanpa ayah.
Ayah menjadi sosok kepala keluarga dimataku, sikap cemburunya menjadikan ayah sebagai pasangan kekasihku, dan tentunya menjadi pendengar yang baik layaknya sahabat.
Setiap malam, kami selalu menyempatkan waktu untuk bercerita. Ayah selalu memberikan solusi atas kesulitan dan kebimbangan yang aku rasakan. Dia sangat hobi menguncirkan rambut ku, mempercantik dengan segala bentuk kunciran dan dihiasi dengan hiasan rambut adalah salah satu bakat ayah yang aku suka.
Seiring berjalannya waktu, kesibukan ku membuat semua kebiasaan itu hilang. Sudah banyak sekali cerita yang tidak pernah aku ceritakan lagi kepadanya. Terkadang, ayah sering mengeluarkan argumen yang tidak jelas, seribu alasan dan permintaan yang tidak masuk akalpun ayah katakan agar aku melupakan kesibukan ku sesaat.
Kegelisahan yang ayah rasakan, membuat ayah memberanikan diri untuk bertanya kepada ku “ Apa kamu hari ini sibuk? ”. Sindiran yang begitu dalam, hatiku sungguh bergetar saat pertanyaan itu dilontarkan kepada ku. Saat itu aku tersadar, dia sedang membutuhkan ku.
Usianya yang semakin menua, ini waktunya aku harus membagi waktu untuknya. Karir memang penting, apalagi membuat bangga orangtua. Tetapi yang terpenting adalah waktu. Aku sadar, mereka membutuhkan kepedulian ku saat ini, meluangkan sedikit waktu untuk bersama ayah adalah hal yang sangat berharga sekarang.(Monica Anastasia Cornelia)