Entrepreneurship, Pengalaman Adalah Guru Terbaik

Keterangan Foto : Hendri saat ditemui di kediamnya, Greenlake City, Tanggerang. (Ilham Dewansyah P)

Memiliki usaha dan berpenghasilan lebih tentu merupakan impian setiap orang, hal ini tentu harus didorong dengan motivasi dan kerja keras, selain itu dibutuhkan juga kecakapan entrepreneurship dalam setiap bidang usaha yang ingin dijalankan karena tanpa kecakapan entrepreneurship sesuatu yang bernilai mungkin tidak akan menghadirkan apapun.

Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menjadi seorang pengusaha haruslah memiliki modal yang besar, namun hal itu tidak sepenuhnya benar. Dalam sebuah buku yang berjudul Ciputra Quantum Leap, ditulis oleh Dr.Ir Ciputra, pendiri Ciputra Group sebuah raksasa perusahaan properti terbesar di Indonesia. Ia menuliskan pengalamannya dalam memulai bisnis yang hanya dengan bermodalkan otak, keringat dan doa.

Hal itu turut dirasakan oleh Hendri, pria kelahiran Jakarta tahun 1994 ini memulai bisnisnya ketika ia memasuki tingkat 2 di Universitas Gunadarma, berawal dari sebuah seminar kewirausahaan di kampusnya, ia memberanikan diri untuk memulai usaha dengan bermodalkan uang tabungan sebesar Rp 2 juta, pada tahun 2013.

Hendri mulai berjualan kaos distro yang ia beli di Bandung. “Awalnya sih karena ikut seminar kewirausahaan, akhirnya dari situ termotivasi, terus coba – coba jualan kaos, saya liat prospeknya bagus ya lanjut sampai sekarang”, kisahnya.

Bisnisnya pun semakin berkembang, selain berjualan kaos ia juga menerima jasa konveksi seperti pembuatan kemeja, kaos, jaket dan sebagainya. Ditengah perjalan bisnisnya pada awal tahun 2018 sebuah badai rintangan datang menghampiri, ketika itu ia harus menanggung kerugian hingga Rp 200 juta, hal ini terjadi karena rekanan yang ia ajak kerja sama dalam memproduksi baju mengalami kegagalan produksi, sehingga ia harus menanggung semua kerugian. “Waktu itu saya rugi sekitar Rp 200 jutaan, sampai harus menjual semua aset dan meminjam uang di bank, karena harus mengganti baju yang rejectdibagian produksi” Ujarnya.

Pengalaman Adalah Guru Terbaik

Usai kejadian tersebut, dengan bermodalkan pengalaman ia berusaha bangkit dari dasar dalam merintis usahanya, “Setelah kejadian itu, saya mulai merintis dari nol lagi dengan jadi makelar, terima orderan terus bikinnya di orang lain, terus jadi lebih hati-hati dalam nerima orderan, maksudnya harus bisa lihat mampu atau tidak pas nanti ngerjainnya”

10 bulan setelah kejadian tersebut Hendri pun mulai bangkit dari kegagalannya dan sampai pada pertengahan tahun 2019 ia mampu mendapatkan omset rata – rata  mencapai 250 juta setiap bulannya.

Mengutip dari Peter Drucker seorang konsultan managemen atau yang sering disebut bapak manajemen modern, “entrepreneurship is neither a science nor an art. it is a practice”. Artinya “Kewirausahaan bukanlah ilmu atau seni, melainkan praktik”.

Hendri telah membuktikan bahwa pengalaman adalah guru terbaik dalam belajar, Menurutnya, membuka usaha itu susah – susah gampang, namun kegagalan dan permasalahan – permasalahan, hanyalah bumbu dalam menuju kesuksesan. “ Kalau mau kaya ya usaha, tapi usaha gamungkin segampang yang orang bilang, pasti ada susahnya, cuma nikmati aja prosesnya dan jadikan kegagalan itu sebagai pelajaran untuk mencapai kesuksesan” Ujar Hendri.

(Ilham Dewansyah/Mahasiswa PNJ)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *