Tukang Sol Sepatu Pantas Bahagia

Foto by: Monica Anastasia Cornelia

Namanya Pak Agus Sulistyono, biasa disapa Agus. Sepatu rusak adalah sahabatnya. Pak agus dikenal sebagai tukang sol sepatu keliling yang ramah. Berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling menjadi salah satu jalan hidupnya.

Pagi hari sudah menjelajahi jalanan dengan menggotong peralatan sol sepatu dipundaknya yang sudah mulai membungkuk. Dengan topi hitam sebagai ciri khas yang dikenakannya agar tertutup oleh teriknya sinar matahari dan handuk kecil yang selalu dipakai untuk mengelap keringat.

Pak agus sudah berteman baik dengan cuaca. Teriknya siang hari, angin malam, hingga bermandikan hujan sudah menjadi teman baiknya. Senja menjadi penutup atas perjalanan yang dilakukannya setiap hari.

Keuntungan yang tidak sebanding dengan perjuangan yang dilakukan itu, tidak menjadi beban pikiran untuknya. Pak agus tidak lupa dalam mengatakan ‘Alhamdulillah’ untuk hasil yang tidak seberapa itu.

Usia yang sudah menua, bukan berarti menjadi lemah. Semangatnya menjalani hidup yang tidak semua orang miliki menumbuhkan rasa pantang menyerah untuk saya. Hidupnya seperti orang jahat, mengharapkan sepatu warga rusak agar dapat membiayai kehidupannya.

Menutupi kesedihan adalah kelebihan yang dimiliki pak Agus. Selalu tertawa dan bahagia tanpa menunjukkan beban hidup yang sedang dirasakannya adalah keahlian yang setiap hari dilakukan.

Sering kali pak Agus memiliki rasa putus asa dalam hidupnya. Tidak egois, keluarga yang selalu dipikirkannya saat itu. Sedih rasanya ketika tidak membawa sepeserpun uang yang akan  diberikan untuk keluarganya.

Kelelahan yang setiap hari dijalaninya, tidak menjadikan alasan untuk tidak memberikan waktu bercerita bersama keluarga. Menyempatkan waktu untuk keluarga adalah hal terpenting dalam hidupnya, terlebih mendengarkan cerita anak-anaknya, itu selalu pak Agus lakukan.

Pak agus tetap bersyukur atas apa yang sudah Tuhan rencanakan untuk kehidupannya. Harapan yang selalu pak Agus doakan adalah kesuksesan untuk anaknya kelak, agar dapat menjalani hidupnya dengan baik. (Monica Anastasia Cornelia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *