BANJAR BBCom – Kota Banjar adalah salah satu Kota di sebelah selatan Jawa Barat yang memiliki beberapa Desa/Kelurahan. Potensi dan keunikan sangat beragam di masing masing desa, salah satunya adalah Desa Karyamukti yang berada di wilayah Kecamatan Pataruman Kota Banjar.
Potensi dan keunikan yang dimiliki Desa Karyamukti mulai terekspos manakala Jurnalis Banjar Patroman (JBP) menggelar kegiatan Media Saba Desa, destinasi wisata baru di Kota Banjar satu persatu mulai terungkap. Bukit yang di bernama ” Pasir Cabe” berada di Dusun Sukaharja RT4 RW5 Desa Karyamukti kecamatan Pataruman, di situ ada batu hitam berukuran besar yang konon merupakan petilasan para petapa jaman kerajaan Galuh.
“Banyak yang mengunjungi batu ini hanya saja belum dikenal sebagai tempat wisata, karena belum diolah menjadi lokasi wisata oleh pemerintah,” kata Jiji (68), kuncen yang mengetahui tentang riwayat cerita keberadaan batu tapak itu, Senin(17/9). kepada BBCom
Abah Jiji panggilan akrab masyarakat setempat mengatakan, batu tapak yang berukuran kurang lebih sekitar 2 meter adalah Patilasan pertapaan Ratu Tejo. Ratu Tejo adalah seorang yang dianggap penting dalam masa kejayaan kerajaan Galuh dahulu.
“Yang menjadi menarik di pada batu ini ada celah seperti tapak paha hingga betis dari atas batu menjulur ke bawah. Seperi bekas paha dan betis orang bertapa,” ungkapnya
Abah Jiji juga menjelaskan bahwa banyak masyarakat dari luar desa berkunjung untuk meyaksikan keunikan batu tersebut.
“Orang dari luar desa bahkan luar kota Banjar banyak yang datang, mereka ingin tau sejarah batu. Kalau dikembangkan jadi potensi wisata saya setuju karena memiliki keunikan dan cerita masyarakat serta memiliki nilai sejarah yang tidak ternilai” jelas nya
Namun Abah Jiji menyayangkan keberadaan batu itu sering digunakan orang untuk mencari keberuntungan, untuk bermain judi angka. bahkan dahulu sering orang datang kesini sampai nginep hanya untuk nyari nomer judi togel. Sekarang sudah dilarang oleh Abah Jiji.
“Makanya saya berharap situs peninggalan yang mengadung sejarah harus diberdayakan untuk potensi wisata supaya terhindar dari perlakuan negatif dan sifat sirik serta terjaga kelestarian nya ,” pungkas nya (Johan)