Mendukung Gerakan Literasi Sekolah dengan Buku Bacaan Berjenjang

IMG-20160902-WA0011KARAWANG BBComProgram Buku Bacaan Berjenjang (B3) merupakan salah item program USAID PRIORITAS di Indonesia. Sasarannya terdiri atas sekolah non-mitra program USAID PRIORITAS. Di Jawa Barat sendiri terdapat 1930 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi sasaran bantuan. Bentuk program ini adalah pemberian cuma-cuma seperangkat buku bacaan yang disusun secara berjenjang kepada sekolah-sekolah tersebut yang disertai dengan pelatihan cara penggunaannya. “Buku bacaan berjenjang ini tidak ada istimewanya jika dibanding dengan buku-buku yang lain apabila kita tidak mengetahui bagaimana metode penggunaannya. Ada membaca bersama, membaca termbimbing dan membaca mandiri,” kata Eman Sulaeman, Technical Coordinator program B3 provinsi Jawa Barat.

Pelatihan Buku bacaan berjenjang diselenggarakan di setiap gugus yang merupakan rekomendasi Dinas Pendidikan dan Kemenag setempat. “Sifat pelatihan ini adalah diseminasi, sehingga diperlukan cost sharing dari stakeholder terkait,” kata Eman. “Kami memberikan paket B3 dan menyiapkan pelatihnya, sementara Dinas Pendidikan dan Kemenag menyiapkan teknis pelatihannya,” tambahnya di sela-sela pelatihan di SDN Waringinkarya II, Lemah Abang, Karawang (29/8).

SDN Waringinkarya II merupakan satu dari 11 Sekolah Dasar di gugus 1 Waringinkarya. Secara administratif sekolah ini masuk Desa Waringinkarya di kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang. Sekolah dengan jumlah siswa 155 anak ini menjadi sekolah inti dan didaulat sebagai tempat pelaksanaan pelatihan B3. Pelatihan diikuti oleh 44 orang, terdiri atas tiga orang guru dan satu orang kepala sekolah dari setiap sekolah.

Berkaitan dengan program yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Gerakan Literasi Sekolah, Kepala Sekolah SDN Waringinkarya II H. Yono berharap bahwa program B3 yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS ini dapat menjadi salahsatu pemantik bagi sekolah untuk mengembangkan budaya baca siswa di sekolah. Yono berpendapat bahwa Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah gebrakan baru di tengah rendahnya minat baca siswa. “Agar lebih sukses, program tesebut tentunya harus ditopang oleh seluruh civitas sekolah, termasuk di dalamnya Komite Sekolah dan lembaga-lembaga luar seperti USAID PRIORITAS,” tandasnya.

Sampai saat ini sekolah telah menerapkan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Hal tersebut tentunya menjadi salahsatu kesempatan bagi guru untuk dapat menilai sejauh mana tingkat kemampuan membaca anak. “Yang sedikit menjadi kendala di sekolah adalah ketersediaan buku bacaan selain dari buku mata pelajaran,” tutur Sudir, Pengawas Pendidikan Kecamatan Lemah Abang. Selama ini pemerintah Kabupaten Karawang telah memanfaatkan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu kemajuan pendidikan di Kabupaten Karawang. Salahsatunya adalah dengan penyediaan buku-buku bacaan bagi siswa di sekolah yang letaknya berdekatan dengan perusahaan. “Kami berharap, adanya bantuan dan kerjasama dengan lembaga-lembaga luar sekolah dapat membantu kami untuk mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah yang sesuai dengan misi dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya untuk Kecamatan Lemah Abang,” kata Sudir mengakhiri. [ES/DS]


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *