Konsep Psikologi Dalam Islam

Foto diambil dari openulis.com

Psikologi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche danlogos. Psyche berarti jiwa. sedangkan logos berarti ilmu. Secara bahasa, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari sesuatu yang bersifat abstrak, yaitu jiwa. Islam merupakan kata yang memiliki akar aslama (berserah diri). Makna berserah diri dimaksudkan penghambaan manusia sebagai mahluk kepada Allah sang pencipta.

Dimana dalam akutualisasinya, Allah menurunkan Alquran sebagai petunjuk berupa wahyu Alquranmelalui Nabi Muhammad SAW. Islam adalah agama yang mengantarkan manusia kepada keselamatan dan kesejahteraan dunia akhirat.

Menurut Wilhem Wundt, Psikologi adalah ilmu yang menyelidiki pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti perasaan, panca indra, pikiran dan kehendak sedangkan Menurut Baron Psikologi sebagai sains yang mengkaji tingkah laku dan proses-proses mental manusia. Oleh karena itu, psikologi dapat diartikan sebagai satu kajian mengenai sesuatu yang memberikan kesan kepada jiwa seseorang.

Dapat disimpulkan bahwa Psikologi Islam adalah sebuah ilmu tentang manusia dan pola interaksinya di dunia dimana segala aturan dan petunjuknya berasal dari Alquran. Wahyu Alquran memiliki perspektif dan memberikan penjelasan tentang siapa itu manusia, bagaimana itu manusia dan rahasia tentang manusia.

Kajian psikologi Islam memberikan informasi tentang hal ihwal kejiwaan manusia, seluk-beluk batiniah, dan solusi rohani yang mengacu pada aturan normatif Islam. Psikologi islam berguna untuk mengembangkan kesehatan mental manusia dan menata perilaku keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dimana keduahal tersebut saling mempengaruhi. Oleh karena itu, psikologi Islam berguna untuk menyehatkan kedua aspek tersebut.

Manusia dalam pandangan islam, menurut al-qur’an memiliki potensi dalam dirinya, makhluk yang unik dan berbeda dari yang lain. Manusia memiliki beberapa unsur, yaitu :

1. Fitrah , Merujuk kepada fitrah yang dikemukakan dalam quran, surah Ar-Ruum ayat 30 :

2. Nafs, wadah dalam diri manusia yang menampung gagasan atau kemauan yang berada dalam bawah alam sadar manusia.

3. Qalb, Diambil dari akar kata yang bermakna membalik karena seringkali ia berbolak-balik, terkadang senang, terkadang susah, terkadang setuju dan terkadang menolak Qalb berpotensi untuk tidak konsisten..dapat juga diartikan sebagai wadah yang menampung hal-hal yang disadari manusia.

4. Ruh, mempunyai fungsi yang sangat vital dan bahkan paling menetukan bagi kehidupan manusia. Setiap manusia yang hidup mempunyai roh, tetapi bentuk dan wujudnya tidak dapat diraba atau dirasakan diterangkan atau dijelaskan.

5. Aql, suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia pemiliknya.

Kepribadian dalam islam dikenal sebagai al-syakhshiyah. Syakhshiyah, berasal dari kata syakhsh yang berartipriba-di”. Kata itu kemudian diberi ya’nisbah sehingga menjadi kata benda buatan (masdar shina’iy) syakhshiyah yang berarti kepribadian”.

Dalam literature keislaman modern, term syakhshiyah telah banyak digunakan untuk menggambarkan dan menilai kepribadian individu. Sebutan syakhshiyah al-muslim yang memiliki arti kepribadian orang islam. Pergeseran makna ini menunjukan bahwa term syakhshiyah telah menjadi kesepakatan umum untuk dijadikan sebagai padanan dari personality.

Term yang tak kalah populernya adalah term akhlaq (bentuk jamak dari kulq0. secara etimologis akhlaq berarti character, disposition dan moral constitution. Al-ghozali berpendapat bahwa manusia memiliki citra lahiriah yang disebut khalq dan citra batiniah yang disebut khulq. Khalq merupakan citra pisik manusia, sedangkan khulq merupakan citra psikis manusia.

Menurut James P. Chaplin (1845-1919) , mendefinisikan struktur dengan satu organisasi permanen, pola atau kumpulan unsur-unsur yang bersifat relatif stabil, menetap dan abadi.” struktur kepribadian memiliki artiaspek-aspek kepribadianyang bersifat relatif stabil,menetap, dan abadi serta merupakan unsur-unsur pokok pembentukan tingkah laku individu.”

Foto diambil dari psychologytoday.com

Kepribadian Menurut Sigmund Freud terdiri atas tiga sistem pokok. Pertama , Id (das es) yaitu Sistem kepribadian biologis yang asli, berisikan sesuatu yang telah ada sejak lahir. Id memiliki prinsip kerja yang serba mengejar kenikmatan (pleasure principle) dan cenderung bersifat rasional, primitif, impulsif, dan agresif. Kedua, Ego (das ich) yaitu Aspek psikologis kepribadian yang timbul karena kebutuhan organis mememerlukan transaksi dengan kenyataan obyektif. Ketiga, Super Ego (das uber ich) yaitu Aspek-aspek sosiologis kepribadian yang mengintegrasikan nilai-nilai moral dan cita-cita luhur.

Struktur kepribadian dalam islam ditentukan oleh substansi manusia. Substansi manusia terdiri atas jasad dan ruh. Substansi Jasmani (Jisim), adalah aspek diri manusia yang terdiri atasstruktur organisme fisik.

Organisme fisik manusia lebih sempurna dibanding dengan organisme fisik makhluk-makhluk lain. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Tin [95]: 4 disebutkan: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknyaSubstansi Ruhani, substansi (jawhar) psikologis manusia yang menjadi esensi keberadaannya, baik di dunia ataupun di akhirat. Sebagai substansi yang esensial, ruh membutuhkkan jasad untuk aktualisasi diri, bukan sebaliknya. Ruh yang menjadi perbedaan antara eksistensi manusia dengan makhluk lain. Substansi Nafsani, Ahli jiwa-falsafi memfokuskan perhatiannya pada akal, sehingga konsep pembagian jiwanya hanya mencakup daya kognisi dan dayakonasi. Sedangkan ahli jiwa-tasawufi lebih memfokuskan perhatiannya pada cita rasa (dzawq), sehingga konsep pembagian jiwanya hanya mencakup daya emosi dan dayakonasi. Sementara itu, ahli jiwa falsafi-tasawufi mengungkap tiga daya yang terdapat pada jiwa manusia, yaituu kognisi, konasi, dan emosi.

Sehingga dapat disimpulkan, Islam dengan psikologi memiliki hubungan yang erat. Dimana artinya psikologi digunakan untuk mengembangkan kesehatan mental manusia dan menata perilaku keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Kajian Islam yang berhubungan dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia, agar secara sadar manusia dapat membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Sumber :

Hartati, Nety. Dkk. 2004. Islam dan Psikologi. Jakarta: UIN Jakarta Press

Heny Narendrany Hidayati., dan Andri Tudiantoro. 2007. Psikologi Agama. Jakarta : UIN Jakarta Press

Marliany, Rosleni., dan Asiyah. 2015. Psikologi Islam. Bandung: CV PUSTAKA SETIA

Penulis :

Nurul AuliaUniversitas Islam Negeri Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *