Jelang Pilkada KBB 2024 : Menentukan Pilihan, Mengamanatkan Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat

Oleh : Teddy Guswana (Redaksi Bandung Berita)

Kabupaten Bandung Barat (KBB) adalah wilayah kabupaten cukup luas dengan 16 kecamatan. Hingga kini berbagai kemajuan sekaligus persoalan yang ada didalamnya telah menjadi bagian dari dinamika pembangunan Kab.Bandung Barat(KBB). Kabupaten ini yang telah dinakhodai oleh 3 bupati dan 2 PJ. Bupati meski diantaranya berhadapan dengan persoalan hukum, namun patut diakui dinamika pembangunan KBB hingga kini masih tetap bergulir.

Yang mesti menjadi catatan, bergulirnya pembangunan KBB tentu diharapkan akan mengarah kepada terwujudnya kemajuan wilayah dan kesejahteraan masyarakat.  Hingga kinituntutan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat masih terus menjadi isu sentral dalam pembangunan KBB, dan itulah yang namanya dinamika pembangunan yang senantiasa diwarnai oleh berbagai kebutuhan dan tuntutan. Pada kondisi ini maka kepemimpinan KBB dituntut untuk mampu menyerap secara optimal aspirasi dan keinginan warga masyarakatnya untuk kemudian dituangkan kedalam kebijakan pro Rakyat.

Dalam beberapa informasi media maupun dalam perbincangan masyarakat KBB, sering terlontar soal tuntutanbaik yang menyangkut pembangunan infrastruktur maupun kebutuhan peningkatan sosial ekonomi masyarakat. Dalam hal ini, patut diakui bahwa didalam menggulirkan dan mengimplementasikan kebijakan yang menyangkut kebutuhan masyarakat dan pembangunan daerah tidaklah bisa terpenuhi seluruhnya dalam waktu singkat apalagi bersamaan.

Terdapat beberapa pertimbangan terutama soal ketersediaan anggaran sehingga kemudian diperlukan adanya prioritas pembangunan. Dalam hal ini, pimpinan daerah selaku top manajemen dalam pengendalian pembangunan daerah sudah tentu dituntut untuk menentukan prioritas yang dalam pelaksanaannya kemudian diarahkan secara profesional dan proporsional kepada OPD/SKPD terkait.

Harapan untuk bisa terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat bukanlah harapan yang berlebihan, karena hal itu memang hak warga masyarakat. Tinggal sekarang bagaimana  pola kepemimpinnn daerah mampu menggulirkan kebijakan guna menjawab tuntutan masyarakat itu, baik terkait kepada pembangunan infrasturktur/fisik maupun kebutuhan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Soal kebijakan pembangunan dan potensi untuk bisa mengimplementasikannya yang pro masyarakat tentu tidak akan terlepas dari pola dan orientasi kepemimpinan yang dalam hal ini erat kaitannya dengan  peran dan kepemimpinan sosok seorang Bupati. Artinya, Bupati Bandung Barat dituntut untuk benar benar memahami keinginan masyarakat, memahami apa yang harus dilakukan dalam pembangunan daerah, dan memahami apa yang paling krusial dan perlu dijadikan prioritas.

Berkaitan dengan sosok Bupati/Wakil Bupati yang dibutuhkan dan karakterisik kepemimpinannya ke depan (paling tidak 5 tahun ke depan) sudah pasti berkaitan dengan  pilihan dan keinginan masyarakat. Pilihan masyarakat itulah yang tidak lama lagi akan menentukan berkaitan dengan Pilkada serentak termasuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati KBB. Dalam hal ini maka Track record, pengalaman di birokrasi, pengalaman kepemimpinan, pola jalinan komunikasi dengan masyarakat adalah sederet kondisi calon Bupoati/Wakil Bupati yang akan menentukan pilihan masyarakat.

Saat ini ada lima paslon Bupati/Wakil Bupati KBB (4 paslon didukung parpol dan 1 paslon perseorangan) yang tengah berkampanye dan saling melontarkan program programnya dalam rangka membangun KBB ke depan yang tentu saja akan memberikan pengaruh bagi masyarakat kepada siapa masyarakat menjatuhkan pilihannya.

Melihat beberapa waktu lalu ketika kelima  paslonmendaftarkan diri ke KPU, terlihat dukungan masyarakat dan dari partai pengusung begitu antusias. Hal ini mudah mudahan saja menjadi indikasi akan adanya partisipasi politik cukup tinggi dalam pilkada KBB. Dalam hal ini sejauh mana kondisi partisipasi politik masyarakat dalam Pilkada KBB, akan merupakan cerminan keberhasilan suatu daerah/wilayah dalam menyelenggarakan pilkada. Tentu saja partisipasi politik itu sangat perlu dibarengi dengan terciptanya suasana dan kondisi yang kondusif alias tanpa ada ekses timbulnya konflik diantara pendukung maupun antara partai politikpengusung.

. Diyakini bahwa selama ini masyarakat pasti sudah menerima dan mendengar berbagai informasi tentang kelima paslon. Informasi informasi itu tentu menjadi pertimbangan awal bagi masyarakat untuk menentukan siapa calon yang layak untuk dipilih dan memimpin KBB 5 tahun ke depan. Nantinya antara informasi awal dengan program program yang disodorkan masing masing paslon akan tertanam di benak masyarakat sebagai dasar untuk menentukan pilihannya.

Saat ini memang belum bisa dipastikan siapa nantinya yang akan dipilih masyarakat KBB untuk menjadi Bupati/Wakil Bupati KBB. Hasil survey elektabilitas dari beberapa lembaga survey memang bisa menjadi prediksi siapa yang nantinya berpeluang besar menjadi Bupati/Wakil Bupati KBB.  Tampaknya terlalu dini untuk menyebut si A, si B atau si C yang akan terpilih.

Dalam kerangka pemikiran netral, maka siapapun yang akan menjadi Bupati/Wakil Bupati KBB nantinya, yang diharapkan adalah adanya pengalaman birokrasi, memiliki integritas, kapabilitas dan kredibilitas, visioner serta benar benar memiliki orientasi untuk memajukan daerah KBB dan mensejahterakan masyarakatnya.

Yang jelas diharapkan dari semua itu adalah Pilkada di KBB akan berjalan dalam suasana kondusif, sejuk, dan aman tanpa ada gesekan dan konflik diantara pendukung dan diantara partai politik pengusung. Intinya, apa yang telah, sedang dan akan dilaksanakan dalam rangkaian pilkada KBBarahnya adalah kemajuan dan kesejahteraan untuk semua, dan masyarakat bisa menentukan pilihannya dalam suasanademokrasi yang mencerahkan menuju KBB ke arah yang lebih maju. (DISKOMINFOTIK KBB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *