BANDUNG | BBCOM – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Daddy Rohanady, memberikan apresiasi terhadap Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu) yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Menurut Daddy, gerakan tersebut merupakan bentuk nyata semangat kesetiakawanan sosial masyarakat Jawa Barat yang patut didukung dan dikembangkan.
Dalam pandangannya, gerakan tersebut tidak hanya berorientasi pada pengumpulan dana, melainkan memiliki makna moral yang lebih dalam. “Gerakan Rereongan Poe Ibu ini saya nilai cukup baik karena mencerminkan semangat gotong royong dan kesetiakawanan sosial di masyarakat. Selain itu, sifatnya juga sukarela, tanpa ada unsur paksaan,” ujar Daddy di Bandung, Rabu (15/10/2025).
Politisi Partai Gerindra itu juga menegaskan bahwa gerakan tersebut murni merupakan inisiatif moral dan sosial, bukan sebagai bentuk kompensasi atas pengurangan Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat. “Saya pastikan tidak ada kaitan antara gerakan ini dengan pengurangan dana bagi hasil atau TKD dari pusat ke Jawa Barat yang mencapai Rp2,4 triliun lebih. Ini murni gerakan kesetiakawanan sosial, bukan upaya menutup defisit anggaran,” tegas Daddy.
Gerakan Gotong Royong Masyarakat Jawa Barat
Gerakan Rereongan Poe Ibu resmi ditetapkan melalui Surat Edaran Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tertanggal 1 Oktober 2025. Dalam bahasa Sunda, rereongan berarti gotong royong atau saling membantu, sapoe berarti satu hari, dan sarebu berarti seribu. Dengan demikian, gerakan ini mengandung makna gotong royong untuk membantu sesama dengan menyisihkan seribu rupiah setiap hari.
Gubernur Dedi Mulyadi mendasarkan kebijakan tersebut pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, yang menekankan pentingnya peran masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan melalui pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa, kesetiakawanan sosial, dan kearifan lokal.
Melalui gerakan ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berupaya mendorong partisipasi publik dalam mendukung pemenuhan hak dasar masyarakat, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Dana hasil donasi akan dikelola melalui rekening khusus di Bank BJB dan disalurkan untuk kebutuhan darurat masyarakat di dua bidang tersebut.
“Ini merupakan gerakan moral yang menggugah kesadaran kolektif kita untuk peduli. Bila setiap warga menyumbang seribu rupiah per hari, dampaknya akan sangat besar bagi sesama yang membutuhkan,” tutur Daddy.
Ia berharap gerakan tersebut dapat memperkuat karakter masyarakat Jawa Barat sebagai masyarakat yang guyub, saling peduli, dan menjunjung tinggi nilai gotong royong.
“Pada akhirnya, kesejahteraan sosial tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab moral seluruh warga. Dan Gerakan Poe Ibu ini adalah salah satu bentuk nyata dari tanggung jawab bersama itu,” pungkas Daddy Rohanady. (adip/bur)















