“Gebyar Literasi” Menumbuh Kembangkan Gemar Membaca.

Bandung. BB.Com. BUDAYA untuk menumbuhkan kegemaran membaca terfasilitasi oleh beberapa jalur diantaranya keluarga, satuan pendidikan, pemerintah dan masarakat.

Dalam hal ini tentu saja, budaya membaca memerlukan kesinambungan yang tidak putus diantara semua lingkungan peserta didik.

Pada satuan pendidik, pembudayaan kegemaran membaca sangat memungkinkan dilakukan secara berkelanjutan. Stimulannya tidak hanya oleh guru saja. Komunitas di sekolah, peran orang tua, pemerintah dan lingkungan masarakat. Skema gerakannya harus menunjukkan identitas yang kondusif (suasana menyenangkan), harmonis dan komunikatif.

“Menggelorakan gemar membaca ini perlu dukungan semua pihak. Guru sebagai pembimbing yang memberikan pangarahan kepada para siswa, sekolah menyediakan fasilitas perpustakaan, dinas mendukung momen penyemangat melaui lomba-lomba lewat sub-rayon, gugus sampai ke tingkat kota,” papar Supardi sebagai Kabid. PPSD Disdik kota Bandung. Ketika ketemu BB.Com, Kamis (4/5/2017) sebelum berlangsungnya acara “Gebyar Literasi”.

“Kegiatan Gebyar Literasi ini, merupakan momentum gerakan evaluasi. Dan pembentukkan komitmen dari pemerintah yaitu walikota, dewan, guru sampai kepada para orang tua. Ini juga untuk membuktikan bahwa kota Bandung sangat respon terhadap gemar membaca,” paparnya lagi.

Acara Gebyar Literasi ini, tentu saja mendapat “suport” dari para Kepala Sekolah SD dan SMP yang ada di kota Bandung. Bahkan beberapa Kepala Sekolah ini, sempat memberikan komentarnya.

“Acara yang luar biasa. Dinas Pendidikan kota Bandung, bisa menghadirkan siswa-siswi se-kota Bandung. Lebih dari 12.000 orang yang terdiri dari 274 Sekolah Dasar. Di tambah siswa SDN, SMPN dan SD dan SMP Swasta. Untuk terselenggaranya acara “Membaca Senyap selama 10 menit, sehingga masuk Rekor Indonesia dan Rekor Dunia,” papar Wiwin Caswini Kepsek SDN 177 Cipedes kota Bandung.

Carjani S sebagai Kepsek SDN 137 Cijerokaso kota Bandung ini memberi komentarnya,”BARACA (Bandung Juara Maca), sukses melebihi target. Maaf kegiatan seperti ini, kegiatannya masih agak kurang tertib. BARACA menjadi penyemangat, agar lebih banyak yang minat baca”.

“Acara gebyar membaca seperti tadi, memang bagus untuk mencapai Rekor Indonesia dan Rekor Dunia.Hanya teknis-nya yang kurang efisien. Sehingga pelaksanaannya kurang hikmat, seharusnya para siswa dikondisikan langsung di atas/tribun. Tidak di lapangan, jadi kesan “membaca senyap”nya kurang bagus. Tapi ini bisa jadi contoh buat kota-kota lainny,” papar Entin Sumiati salaseorang Kepala Sekolah Senior yang sekarang menjadi Kepsek di SDN 138 Gegerkalong Girang, memberikan komentarnya. (Herry Kasep).


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *