KAB. BANDUNG | BBCOM – Gelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), BPR Kerta Raharja diminta untuk menciptakan inovasi dalam mendapatkan nasabah dari berbagai sektor.
Bupati Bandung, Dadang M Naser meminta kehadiran Bank Kerta Raharja tidak kalah saing dengan rentenir. Kata Dadang, bank milik Pemerintah Kabupaten Bandung harus mampu masuk ke pasar-pasar tradisional, artinya harus bersifat bank harian.
“Masuk ke pasar-pasar, harus mampu bersikap bank harian, keluar masuk harian, itu harus diperbanyak pasukan itu, jangan kalah sama rentenir. Dipasar-pasar kan pada bermunculan (rentenir), gampang minjem uang, ditagih setiap hari, itu harus ada manajemennya. Atau ada yang menjamin kelompok sepuluh orang, minjem berapa dua juta. Nilainya tergantung, bunganya direndahkan,” ujar Dadang usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BPR Kerta Raharja di Hotel Grand Sunshine.
Selain pasar, BPR Kerta Raharja harus bisa melakukan pendekatan tabungan kepada para buruh yang ada di perusahaan swasta.
“Harus kerjasama dengan disnaker, bukan hanya PNS golongan 1 dan 2, tapi juga harus masuk ke swasta karena pelajar sekarang sudah tidak bisa diandalkan tabungannya,” tambah Dadang.
Menurut Dadang, inovasi untuk meningkatkan pendapatan harus terus dilakukan. Apalagi, tingkat pendapatan yang diperoleh BPR Kerta Raharja pada tahun 2020 menurun akibat pandemi covid-19.
Dadang mengungkapkan, penurunan pendapatan terbesar terjadi dari program tabungan anak sekolah. Dimana biasanya setiap tahun pendapatan dari program tersebut mencapai Rp40 milyar per tahun, namun karena saat pandemi covid-19 ini tidak ada proses pembelajaran tatap muka, program tersebut pun terhenti.
“Saya melihat ada hal yang wajar dalam kondisi covid-19 sehingga ada penurunan pendapatan, tapi ada juga yang tetap stabil dan ada juga yang meningkat, namun dari beberapa pendapatan jadi turun, anak sekolah kan biasanya ada tabungan sampai 40 milyar, sekarang hilang,” tutur Dadang
Sementara itu, Direktur Kepatuhan BPR Kerta Raharja, H. Beni Subarsyah SE. MM., mengatakan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan upaya untuk menggali dana dari pihak ketiga, misalnya pasar-pasar tradisional.
“Sesuai apa yang dikatakan oleh Pak Bupati bahwa kita harus mulai turun ke pasar-pasar tradisional untuk mengganti tabungan-tabungan anak sekolah, yang sekarang memang berhenti kegiatannya sehingga tidak bisa kita akses,” kata Beni.
Beni mengatakan bahwa program simpan pinjam di pasar-pasar tradisional sudah berjalan lama, diantaranya di Pasar Ciwidey, Pasar Soreang, Pasar Pangalengan, Pasar Ciparay, dan Pasar Cipeundeuy KBB.
Disaat pandemi covid-19 ini justru pemasukan dari pasar-pasar tradisional itu meningkat cukup tinggi. Ia mencontohkan, di Pasar Ciwidey awalnya pemasukan hanya 20 juta per hari, namun sekarang sudah mencapai 30-50 juta per harinya.
“Jadi untuk mengganti sekolah-sekolah yang tutup ini kita menggali dari pasar-pasar tradisional,” ucap Beni.
Kebijakan Bupati Bandung yang tidak menutup pabrik, tidak menutup pasar tradisional, dan tidak menutup tempat wisata dinilai Beni sangat membantu peluang untuk BPR Kerta Raharja sebab banyak juga nasabahnya yang merupakan pedagang-pedagang di area wisata dan juga para pekerja di beberapa pabrik.
“Ya, kita sudah masuk ke pabrik-pabrik, ke pegawai-pegawai pabrik kita sudah lama bekerjasama dengan pabrik-pabrik di wilayah Pameungpeuk,” pungkas Beni. (*R)