KOTA BANDUNG | BBCOM | Selama Pandemi Covid-19 masih ada, tentunya keberadaan jaringan internet atau WiFi Gratis sangat dibutuhkan sekali dalam mendukung kelancaran dan kesuksesan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kerena sejak diterapkannya pembalajaran jarak jauh/ daring, tidak sedikit para orang tua siswa mengeluh susahnya mengikuti PJJ/ Daring. Baik itu menyangkut sinyal jaringan seluler yang tidak stabil dan juga keterbatasan kuota.
Komisi I DPRD Jabar yang memiliki sub bidang garapan Telematika mendorong Pemprov Jabar untuk menambah fasilitas WiFi Gratis di tempat fasilitas public, atau di area sekolah. Dengan adanya WiFi Gratis, masyarakat terutama orang tua siswa tidak perlu khawatir adanya gangguan internet.
Melalui program WiFi Gratis di berbagai tempat pelayanan publik sangat membantu masyarakat untuk mengetahui program-program yang telah dilakukan maupun akan dilakukan oleh pemerintah provinsi Jabar, termasuk juga sangat mendukung kelancaran PJJ/Daring bagi para pelajar. Karena saat ini kuota Pelajaran Tatap Muka (PTM) baru 50 persen sementara sisanya masih daring. Ungkap Anggota Komisi I DPRD Jabar, H.Mirza Agam Gumay, SM.Hk (2/10/2021).
Dikatakan dengan, adanya jaringan internet sampai ke pedalaman desa, selain masyarakat pedesaan dapat mengakses informasi yang diluncurkan oleh pemerintah, tentunya masyarakat desa melalui BUMDes juga dapat memanfaatkan internet untuk menggali dan mempromosikan produk maupunpotensi desa yang dimiliki.
Penambahan dan peningkatan jaringan internet termasuk menambah titik spot WiFi, terutama di pedesaan yang kawasannya masih Rural, sangat penting, agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi khususnya yang berkaitan dengan program Pemprov Jabar, kata Agam saat dihubungi melalui telepn selulernya.
Kemajuan teknologi digital belum semuanya dapat dimikmati oleh masyarakat, terutama di tingkat pedesaan. Khusus di Provinsi Jabar yang memiliki 5.800 lebih desa. Desa-desa di Jabar ada yang sudah sebagai desa kawasan urban da nada juga yang masih kawasan rural. Pungkasnya. (adikarya/dd)