Prof.Dr. Rohidin Mersyah Berharap FKDAS Dapat Menyelamatkan DAS Bengkulu

BENGKULU | BBCOM | Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan regulator utama tanah dan air, sebagai tempat penampungan, menyimpan dan mengalirkan air ke sungai. “Jika DAS rusak dampaknya luar biasa.” Hal ini disampaikan Gubernur Bengkulu Prof.Dr. Rohidin Mersyah saat melantik pengurus Forum Koordinasi Daerah Sliran Sungai (FKDAS) Selasa (2/7/2004).

Dilantiknya pengurus FKDAS, Gubernur berharap banyak pada kepengurusan yang baru dilantik harus ada pemerintah, aparat dan pengusaha. Gubernur ingin melihat gebrakan apa yang bisa disuguhkan pengurus FKDAS pada daerah dalam menyelamatkan Das.

“Pengurus FKDAS harus optimis serta adakan berbagai pendekatan dan menggelar rapat berkala dengan melibatkan undang APH. Rapat berkala yang intinya membahas rusaknya das libatkan ajak perusahaan buat kegiatan bersama masyarakat sekitar DAS.” Ujarnya

Gubernur juga menyarankan agar kegiatan DAS diviralkan lewat media massa yang ada. Bahkan jadikan anak desa sekitar DAS duta DAS, dan dana karbon dapat digunakan untuk berbagai kegiatan jangan hanya kegiatan rutinitas seperti selama ini. Tambahnya

 

Lebih lanjut Gubernur mengatakan, dirinya baru saja menulis buku tentang lingkungan dengan menggunakan anak-anak agar tertanam di pikiran mereka. Gubernur mengaku sudah menulis 6 buku tentang cerita dengan tokoh-tokoh anak dengan tema tentang laut, mangrove dll yang bisa juga diangkat dalam buku sambil promosi DAS. Anggaran BPDAS dari dana karbon. Dinas teknis sebagai pembina KLHK setiap tahun dianggarkan agar ada ikatan. Selain itu bicara di media massa jangan senyap. Pengurus juga diminta harus mampu berdiplomasi.

Sementara Ketua FKDAS yang baru dilantik M. Fajrin Hidayat, S, Hut Pengelolaan DAS yang lebih baik menjadi harapan semua pihak, pihaknya akan berkoordinasi menyelamatkan DAS Bengkulu, karena Bengkulu memiliki hampir 100 DAS yang berada di daerah Kabupaten Mukomuko sampai Kaur semuanya harus menjadi prioritas. Dari ratusan DAS ada beberapa DAS kondisinya rawan, karena tergerus abrasi, dangkal dan penyebab banjir besar di Bengkulu.

Seperti DAS Sungai Lemeu, DAS Sungai Ketahun dll. Di Indonesia tidak punya contoh DAS yang berhasil, semuanya mengkhawatirkan, termasuk DAS di pulau Jawa. Kondisi DAS semakin lama semakin rusak.

“Kalau kita lihat didunia DAS di Jepang dikelola dengan sangat baik. DAS sungai Bengkulu penyebab banjir di Kota Bengkulu, kondisinya juga sangat mengkhawatirkan karena kota Bengkulu yang padat, sehingga sedimen dari buangan sampah penyebab DAS dangkal dan terjadinya banjir setiap hujan lebat dengan intensitad tinggi. Maka kalau curah hujan di atas 100 mm penyebab banjir besar, kalau tidak banjir aneh kota Bengkulu menjadi aneh.” Paparnya

Sebab itu sangat perlu upaya efektif, seperti rehabilitasi hutan dan lahan yang butuh waktu lama. Opsi terbaik adalah dengan konservasi bendung dan lahan das. Forum koordinasi das sebagai organisasi volunter tidak punya power butuh dukungan kepala daerah seperti gubernur. Sebab itu sebagai ketua FK DAS terpilih ia minta gubernur menjadi komando dalam menyelamatkan persoalan das agar bisa implementatif. Didesa harus dibangun sumur resapan dan plat. Berbagai bisnis yang ada di kawasan das harus dituntut kontribusi positif untuk menyelamatkan Das di Provinsi Bengkulu. (dd/hasanah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *