KAB.GARUT | BBCOM -Jembatan Rawayan leuwi Gandok dengan panjang 48 meter dan berlokasi diperbatasan, antara dua Desa dan kecamatan, yakni Desa Mekar mulya Kecamatan Talegong dan Desa Nyalindung Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut provinsi jawa barat. Saat ini terlihat kondisinya terbilang mengkhawatirkan, karena kontruksi jembatan terbilang sudah lama.
Menurut keterangan yang dihimpun awak media online Bandung Berita.com pada 27 nopember 2020 bahwa para warga setempat dari dua desa tersebut selalu menggunakan jembatan tersebut, baik jalan kaki atau pakai kendaraan R2 (motor), hal inilah yang menjadi kekhawatiran warga masyarakat dari dua desa, pasalnya penyangga jembatan hanya menggunakan kawat baja kecil sedangkan beban jembatan diperkirakan sekitar ratusan ton, belum lagi beban orang dan kendaraan yang melintas.
Kades Mekar Mulya ” jajat ” berharap Keinginan dan usulan pemdes mekarmulya di bangun jembatan masuk roda 4, karena jalannya sudah bisa di lalui roda 4 sampai ujung jembatan Dan juga untuk di jadikan destinasi wisata.” Harap jajat
“Kami pihak Desa sudah mengadakan koordinasi dan musyawarah dengan desa nyalindung perihal jembatan rawayan leuwi Gandok, karena jembatan tersebut adalah jalan penghubung dan alternatif warga dalam menjalankan aktivitasnya sehari hari, kami telah sepakat bahkan pihak kecamatan pun akan berupaya mengajukan kepada pihak pemda Garut melalui dinas terkait untuk di merealisasikan jembatan rawayan leuwi Gandok.”

Selanjutnya Kami pihak pemdes Mekar Mulya dan pemdes Nyalindung serta warga masyarakat dari dua Desa berharap pemerintah lebih fokus dan merealisasikan aspirasinya terkait kondisi jembatan saat ini dikhawatirkan roboh.” Tandasnya
Saat yang sama, Danang selaku Sekdes Mekar Mulya, selain jembatan pembangunan lain pun di Desa Mekar Mulya masih banyak yang harus di benahi, dan yang sudah terealisasi ditahun 2020 yakni pembangunan Drainase, TPT dan jalan pengaspalan jalan Desa, sedangkan program Pamsimas untuk sementara di handel dulu, disebabkan situasi Pandemi Corona Covid 19.” Ungkapnya. (*R)