Para Kades di Kab Bandung Khawatirkan Bantuan Bisa Timbulkan Kecemburuan Sosial

KAB BANDUNG | BBCOM |Dengan adanya bantuan dari pemerintah untuk masyarakat yang terkena dampak dari adanya Virus Corona (Covid 19),  justru menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para kepala desa. Karena bantuan tersebut dinilai bisa menimbulkan kecemburuan sosial, bilamana tidak bisa mengcover masyarakat yang sudah terdata di pemerintah desa.

Kepala Desa Tenjolaya Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung, Ismanto Somantri,  mengungkapkan bahwa dampak dari Virus Corona (Covid 19) bukan saja berimbas kepada orang miskin, bisa saja yang tidak miskin tetapi tidak bekerja juga terkena dampak, sehingga harus mendapatkan bantuan juga.

“Masyarakat banyak yang melaporkan ke desa. Masyarakat mengantri untuk memberikan KK nya. Mungkin yang mereka pahami dari berita di media, semua masyarakat mendapatkan bantuan,” ungkap Ismanto saat wawancara di Tenjolaya, Kamis (16/4).

Ismanto berharap masyarakat dapat tercover bantuan, tetapi disisi lain, pihaknya merasa bingung bagaimana caranya supaya masyarakat dapat diberikan bantuan secara adil.

“Saya sudah berupaya untuk berkoordinasi dengan kepala desa yang lain, dan ternyata mereka juga merasakan hal yang sama,” sambungnya.

Ismanto berharap Apdesi Kabupaten Bandung dapat menyelesaikan permasalahan tentang penyaluran bantuan ini. Karena menurut Ismanto, itu adalah permasalahan semua desa yang ada di Kabupaten Bandung.

“Apdesi bisa bergerak bersama-sama, menyatukan suara, mudah-mudahan bisa menjadi perhatian pemerintah,” tandas Ismanto.

Sementara itu, Ketua Puskessos Desa Tenjolaya, Pepep, menuturkan bahwa di Desa Tenjolaya sudah ada 1.700 KK yang mengajukan bantuan. Sayangnya, belum selesai melakukan pendataan, Pepep mengaku sudah menerima data dari pemerintah tentang penerima bantuan.

“Saya berharap semua kalangan masyarakat, baik warga miskin, warga yang masuk DTKS, warga yang masuk BDT dan warga yang tidak masuk BDT, bisa mendapatkan bantuan. Jika hal tersebut tidak dilakukan, dikhawatirkan memunculkan kecemburuan sosial,” pungkas Pepep.  (*R)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *