Nurdin Suhendar: Kondisi Citanduy Kini Sudah Memprihatikan

BANJAR BBCom-Kondisi Citanduy sebagai DAS yang memiliki panjang 178 KM, dengan Hulu di Jabar bermuara di Jawa Tengah yang melintasi lima kabupaten/kota (Tasikmalaya hulu sungai dihubungi Cakra Buana, Ciamis, Banjar, Pangandaran dan Cilacap) kini kondisinya sudah memprihatikan, ujar Nurdin Suhendar,ST, ketua umum Ormas Bale Rahayat pada BBCom Minggu(22/4).,saat merayakan Di hari Bumi internasional

“Kondisi ini diperkuat dengan Citanduy memiliki air baku yang tidak baik, dikarenakan banyak ditemukan limbah rumah tangga maupun industri yang dibuang ke Citanduy, ungkap nya.

Dikatakannya, Cintanduy kondisinya Gundul, hal ini mengakibatkan terjadinya pendangkalan disepanjang DAS Citanduy, hingga berpengaruh besar pada areal persawahan yang diairi Citanduy, salah satunya Leuwi Keris bagian DAS Citanduy yang di lakukan rekayasa teknis berupa bendungan terbesar, jelas rekayasa teknis akan mengubah ekosistem, daya dukung, ruang hidup dan mengubah pola pikir. Bendungan Leuwi keris bukan hanya dimanfaatkan oleh masyarakat Tasikmalaya, Ciamis, ataupun Banjar tetapi masyarakat luar juga.

Ketua Bale Rahayat juga menilai dampak negatif nya pasti akan di alami oleh masyarakat Tasik, masyarakat Ciamis, dan Banjar.

“Maka bersiaplah masyarakat di tiga kabupaten tersebut, banyak titik di sepanjang DAS Citanduy dalam kondisi rawan dan perlu penanganan baik rekayasa teknis ataupun penanaman pohon, menjadi angin segar BBWSC Citanduy sebagai balai besar pengelolaan sungai, bisa dipastikan banyak program rekayasa lingkungan di sepanjang DAS Citanduy, sehingga banjir dan longsor yang di akibatkan oleh air Citanduy, dapat di minimalisir,”jelasnya

Paguyuban Bale Rahayat dari tahun 2009 terlibat melakukan penanaman di bantaran sungai Citanduy, tapi sampai sekarang Citanduy tetap banjir dan dangkal. bahkan BBWSC menggelontorkan uang ratusan milyar tiap tahunnya untuk melakukan pengelolaan DAS Citanduy tetapi Citanduy tetap banjir dan longsor,Bale Rahayat menilai perlu adanya kesadaran kolektif dari semua steak holder baik yang berkuasa di pagunungan dan steak holder yang berkuasa di bantaran sungai.

Pilkada serentak seyogyanya jadi solusi atas kondisi DAS C itanduy, tetapi tidak ada satu pasangan calon pun yang memiliki program berbasis DAS, program nyata pengelolaan DAS. Pilkada provinsi ataupun pilkada kabupaten/Kota.

Bertepatan di hari bumi, 22 April 2018 Paguyuban Bale Rahayat sebagai ORMAS lingkungan hidup yang bernaung di Walhi Jabar menyatakan sikaf:

  1. Semua pasangan calon dalam pilkada serentak untuk memiliki program nyata dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
  2. Kepada seluruh pemerintah daerah di Sepanjang DAS Citanduy untuk membuat sebuah peraturan agar tidak ada sampah yang di buang ke Sungai , baik yang berasal dari kegiatan industri ataupun rumah tangga
  3. gerakan  pengelolaan citanduy harus menyentuh kegiatan dan aktivitas masyarakat sekitar DAS Citanduy,  masyarakat yang melakukan aktivitas penambangan dan masyarakat yang beraktivitas pertanian di wilayah Bantaran sungai, kedua aktifas masyarakat itu harus jadi pokok bahasan dalam melakukan pengelolaan dan rehabilitasi DAS citanduy.
  4. BBWSC itu Bale besar untuk pengelolaan DAS Citanduy yang langsung memiliki anggaran dari kementerian, tentu di BBWSC terdapat banyak ahli lingkungan dan ahli teknis pengelolaan DAS. Paguyuban Bale Rahayat berharap BBWSC bukan tempat jual beli projek, bukan tempat ahli – ahli sulap dll. Paguyuban Bale Rahayat sangat berharap BBWSC bisa meminimalisir dampak negatif DAS citanduy
  5. Paguyuban Bale Rahayat mengajak semua masyarakat untuk merubah cara pandang terhadap sungai, sungai sebagai dapur rumah keluarga menjadi sungai sebagai halaman rumah. (johan)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *