Menghadapi Masa Tanam, UPT Das Cisangkuy Tingkatkan Manfaat Air Irigasi

Banjaran | Kab.Bandung-BBCOM | Menghadapi masa tatanam yang ke satu tahun 2019. UPT Das Cisangkuy Pada Dinas PUTR Kabupaten Bandung, akan meningkatkan pemamfaatan air irigasi.

Kepala UPT Das Cisangkuy H.Ujang mengatakan, menghadapi musim tanam  bulan Oktober dan Nopember. “Irigasi punya mekanisme ter sendiri, punya rencana masa tanam, dari rencana biasanya di bulan Oktober.”Namun pada tahun 2019 ini, bulan Oktober masih kemarau. “Jadi, masa tanam  digeser menjadi bulan Nopember. Sementara pola tanamnya sekira, 3 bulan  lebih hinga 4 bulan itu pola tanam padi, sisanya palawija.”Jadi, hasil rapat garapan dengan para petani, kita merekomendasi untuk pesawahan  2 kali musim tanam  untuk padi sementara , untuk palawija 1 kali musim tanam . Karena, menghadapi musim kemarau,” kata H.Ujang di ruangkerjanya senin (14/10/2019).

H.Ujang menambahkan,biasa nya untuk musim  tanam ke 3 antara bulan Juli,Agustus dan September.” Untuk antisifasi, sebenarnya hal-hal yang namanya irigasi tidak ada masalah. “Namun kita tetap akan antisifasi, karena  Irigasi di wilayah kami, kebanyakan di wilayah pegunungan,” tambahnya.

Untuk antisipasi di musim penghujan menurutnya, pihaknya sudah menyiapkan Karung dan paralon .”Itu pun bila longsornya sedikit,  untuk penahanan daruratnya pake  paralon, yang penting air mengalir ke petak sawah.Karena di musim hujan mulai tanam pertama,” tuturnya.

Pihaknya juga selalu koordinasi dengan pihak  Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, untuk mengadakan rapat-rapat garapan musim tanam  setiap tahunnya.”Karena, dinas pertanian juga sama ikut  musawarah dalam pembahasan musim tanam tersebut ujar H.Ujang.

  Ucapnya lagi, untuk meningkatkan ketahanan pangan Kami menyediakan airnya,  sementara untuk  benih jenisnya apa  dan lainnya pihak dinas pertanian yang menyediakan.”Jadi kita hanya menyediakan airnya sajah,” ucap H.Ujang.

Lebih jauh H.Ujang memaparkan, saat ini sudah ada perjanjian antara pihak petani dengan pihak PU yang sudah ditandatabgani  di masukan pada blangko 01 dalam perjanjian musim tanam itu,” paparnya.

Dia juga berharap, agar pengelolaan saluran irigasi tetap oftimal dan bisa di manfaatkan oleh para petani secara maksimal.”Jika petani tidak memanfaatkan air, hasilnya juga tidak oftimal. “Jadi kami minta pada para petani, gunakan lah air secara oftimal, sehingga,  hasilnya juga  oftimal. Dari hasil itungan biasanya 1 hektare tanaman padi, bisa menghasilkan 5 ton gabah, mudah- mudahan musim tanam pertama hasilnya sama,” tutup H.Ujang. (Us)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *