Hidup Sehat Mulai dari Makanan

Sumber foto google

Makan merupakan hal penting untuk setiap makhluk hidup. Tanpa makan maka tidak ada energi yang masuk ketubuh untuk melakukan aktivitas. Namun, kita juga perlu cerdas dalam memilih makanan. Jangan sampai yang masuk ke dalam tubuh kita adalah makanan yang tidak bergizi.

Jika hal tersebut terjadi, makanan dapat diubah menjadi energi, tetapi akan mengganggu metabolism tubuh. Metabolisme adalah proses yang dilakukan oleh tubuh untuk menguah makanan menjadi nutrisi. Nantinya nutrisi tersebut akan berubah menjadi energi. Kalau metabolism terganggu, maka akan datang berbagai macam penyakit menyerbu tubuh kita.

Supaya tidak terserang penyakit, maka kita perlu memperhatikan pola makan. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun (2009), pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu, seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu menghilangkan penyakit.

Pemaparan di atas memberi tahu agar kita dapat mengatur pola makan supaya tidak terserang pengakit. Menuru ahli gizi, Dera Alghaniyyu Shabarud, S. Gz., “Dulu ada slogan tentang pola makan ‘4 sehat 5 sempurna’. Namun, saat ini prinsip pola makan dengan gizi seimbang. Di dalamnya ada pesan agar kita makan berbagai macam makanan. Setiap kali makan, di dalam piring harus tersedia sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (sayur dan buah).”

Dera pun menambahkan, semua kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan diri masing-masing. Saat ini kita dapat mengetahui apa yang dibutuhkan tubuh kita dengan bantuan aplikasi kesehatan yang tersedia di ponsel. Seperti Samsung Health, Lifesum, HealthifyMe, dan lain sebagainya.

Renna seorang mahasiswa salah satu universitas di Depok telah mencoba menggunakan aplikasi Samsung Health, “Aplikasi itu ngebantu banget buat catetan harian supaya dapat mengontrol asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh,” ucap Renna.

Namun, masih banya sebagian orang yang tidak memperdulikan apa yang dimakan. Mereka hanya memikirkan yang penting kenyang. Padahal jika tidak mengontrol pola makan, nantinya akan banyak penyakit yang menyerang tubuh.

Contohnya jika mengonsumsi makanan junk food terlalu sering. Restoran cepat saji sangat mudah ditemui, ketika terasa lapar saat berpergian banyak yang mengunjungi restoran cepat saji. Memang rasanya enak ketika menyantapnya dan harganya terjangkau. Namun hal tersbut dapat mengundang beberapa bahaya, seperti meningkatkan risiko dimensia, meningkatkan risiko penyakit jantung, menyebabkan penyakit ginjal, menyebabkan kerusakan hati, meningkatkan risiko kanker, menyebabkan depresi, dan menggangu sistem ingatan.

Contoh lainnya, ketika kita terlalu banyakmengkonsumsi makanan manis. Siapa yang tak suka dengan makanan manis? Hampir semua orang menyukainya. Misalnya, saat pagi hari minum teh dengan 2 sendok teh, lalu sarapan dengan makan nasi putih. Pada siang hari minum teh manis, lalu makan nasi. Pada sore, ingin memakan camilan, memilih eskrim untuk dijadikan camilan, lalu pada malam hari makan nasi dan minum kopi susu. Berapa banyak gula yang kita konsumsi? Jika berlebihan seperti itu, nantinya kita dapat terserang penyakit tidak menular. Apabila melebihi dari kebutuhan kalori harian akan menyebabkan obesitas, diabetes, dan kanker pankreas.

“Memang jika kita beralih ke pola makan yang sehat sangat susah di awal-awal. Kita harus menahan nafsu kita terhadap makanan yang enak namun sebenarnya tidak menyehatkan. Kita dapat saja mengkonsumsi makanan tersebut tetapi dengan waktu khusus. Misalnya, mau makan junk food seminggu sekali. Nah, supaya tidak kalap waktu makan kita dapat mengonsumsi buah sebelum makan junk food agar tubuh kita sudah menerima serat dan nantinya akan cepat kenyang,” ujar Dera.

Ada peribahasa, alah bisa karena terbiasa. Apabila suatu pekerjaan telah terbiasa dilakukan, maka tidak terasa lagi kesukarannya. Begitu juga dengan pola makan sehat. Untuk berubah dari makan yang apa adanya menjadi pola makan sehat memang susah, banyak sekali godaanya. Namun, semua itu akan terbiasa jika kita terbiasa. Tahanlah hawa nafsumu untuk kesehatanmu.  

Devi Ari Rahmadhani, Politeknik Negeri Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *