Dunia Broadcast Terus Berevolusi

ksBANDUNG BB.Com–Sekarang pendengar radio analog, terus menurun kisaran 5-10 persen. Sementara saat ini, Radio Online Streaming, naik antara 20-40 persen.

Menurut Hemat Dwi Nuryanto, Founder Radio 2.0. Ada 1800 radio Industri di seluruh Indonesia. Tiap tahun, pendengar radio Analog menurun sampai 10 persen.

“Kita ingin mentransformasi radio ke Digital. Tetapi sudah ada 80 radio yang bergabung dengan kita (Focus Group Disscusion),” jelas Hemat disela-sela diskusi bertema “Membangkitkan (Re-Inventing) Industri Siaran Radio Musik, Periklanan dan Potensi Ekonomi Kreatif Lokal Melalui Radio 2.0  Bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia” bertempat di Hotel Savoy Homann Jl. Asia-Afrika Bandung pada hari Rabu (26/10).

Menurutnya, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Tentunya bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan terutama siaran radio.

“Potensi besar di dunia industri radio saat ini. Bisa dilihat di Amerika, ada 200 juta pengguna Smartfon, 100 juta-nya, memanfaatkan Streaming radio. Kenapa di Indonesia tidak bisa..? Seharusnya, 75 persen itu bisa dilakukan,” imbuhnya seraya mentargetkan 90 juta pengguna radio online Indonesia di tahun 2021 bisa tercapai.

Hal serupa diungkapkan oleh M. Noerwana, sang bassist dari grup band Java Jive yang juga selaku Produser. Mengatakan, radio online sudah berkembang sangat pesat.

“Saya melihat, industri musik saat ini mengalami kegalauan. Apalagi sesudah yang namanya RBT. Sudah tidak bisa diandalkan lagi oleh para musisi. Nah, melalui radio online, setidaknya bisa menghapus pembajakan. Namun teknologi canggih kalau tidak ada yang mengelola secara profesional, sama saja bohong,” tegas Noey JJ panggilan akrab pria ini.

Karena itu, diperlukan kerjasama semua pihak untuk meningkatkan nilai ekonomi. “Harus ada kerjasama dengan semua pihak seperti agensi, radio, musisi, produser, pengusaha lokal. Untuk mendongkrak potensi ekonomi,” pungkasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Endah Wahyu, Deputi Hubungan antar Lembaga di Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. (Kasep)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *