Kongres Bahasa Cirebon Dan Riska Budaya Digelar Hari Ini

Bertempat di Gedung Negara Kota Cirebon Nara Sumber Kepala Dinas Pariwisata Kota Cirebon dan Kabid Pariwisata Jabar

CIREBON l BBCOM I Riksa Budaya 2022 digelar di Kota Cirebon. Menampilkan tari topeng dari lima maestro, riksa budaya juga dirangkaikan dengan kongres bahasa Cirebon.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, S.Sos., menjelaskan ada dua momentum penting yang akan digelar selama dua hari, Sabtu (26/11) dan Minggu (27/11).

Keduanya yakni riksa budaya dan kongres bahasa Cirebon. Sejumlah pagelaran seni dan budaya akan digelar pada riksa budaya 2022 di Gedung Negara, Kota Cirebon. “Diantaranya tari topeng dari lima maestro,” tutur Agus. Masing-masing tari topeng Losari, Gegesik, Palimanan, Slangit dan Indramayu.

Secara nasab, kelimanya mewarisi tarian tersebut dari leluhurnya. Kelima maestro tari topeng akan berada di panggung yang sama dan menampilkan tari topeng ciri khas masing-masing.

Selain tari topeng, juga akan ditampilkan pagelaran wayang kulit dengan dalang seorang siswa dari sekolah di Kota Cirebon. “Ini juga menunjukkan adanya regenerasi budaya di Kota Cirebon,” kata Agus.

Selain riksa budaya, juga akan digelar kongres bahasa Cirebon. Saat ini, lanjut Agus, Pemda Kota Cirebon tengah membumikan penggunaan bahasa Cirebon melalui program Sedina Nyerbon.

Selama ini, menurut Agus, masih banyak yang belum bangga menggunakan bahasa daerahnya sendiri. “Padahal bahasa sangat penting karena merupakan identitas bangsa,” ujarnya.

Riksa budaya merupakan kegiatan tahunan yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan tujuan untuk melestarikan tiga kekuatan budaya di Jawa Barat, yaitu Melayu-Betawi, Priangan dan Cirebon. Setelah digelar 25 Oktober 2022 lalu yang mengangkat budaya Melayu-Betawi yang melekat pada masyarakat Bekasi.

Kabid Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jabar, Dra. Febiyani, M.Pd., menjelaskan, riksa budaya digelar dalam rangka peningkatan pemajuan kebudayaan di Jawa Barat, khususnya obyek pemajuan kebudayaan.(bud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *