SUMSEL | BBCOM | Desa Sungsang terletak di Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel), mempunyai adat istiadat yang cukup unik dalam acara pernikahan, bahkan tradisi melaut daerah ini, sudah banyak dikenal karena kampung Sungsang terletak di muara Sungai Musi berbatasan langsung dengan Selat Bangka ke laut Cina Selatan terkenal memiliki hasil perikanan laut yang berlimpah.
Kepatuhan terhadap adat, sampai sekarang masyarakat Sungsang tetap menjaga tradisi warisan nenek moyang tersebut, terutama adat istiadat dalam pernikahan dan ini terus akan dipertahankan sehingga dapat dijadikan destinasi wisata baru di Sumsel.
Belum lama ini masyarakat Sungsang yang berada di desa Marga Sungsang menjalankan tradisi adat pernikahan, dilakukan saat pernikahan pasangan Muhammad Alif Rizki Utama dengan Regina firisqilina seorang wanita asal Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Menurut masyarakat setempat, menjaga tradisi pernikahan harus dijaga dan dijalankan masyarakat, karena ini merupakan tradisi dan kekayaan budaya, “jika tidak kita laksanakan maka adat istiadat ini akan hilang akibat pergeseran zaman” ungkap salah satu Marga Sungsang.
Berbagai acara yang dilakukan dalam adat istiadat Sungsang tersebut diantaranya malam pendanaan, kedua mempelai beserta orang tua duduk diatas pelaminan diiring lagu shalawat Nabi. Uniknya setiap masyaraka yang hadir melempar amplop didepan kedua mempelai, ini disebut malam pengumpulan dana.
Kemudian acara penyembelihan hewan seperti kerbau, sapi maupun kambing, pengantin laki-laki diarak menuju rumah pengantin perempuan, selanjutnya kedua mempelai melakukan doa yang dipimpin langsung oleh ahli agama, hal ini merupakan ucapan rasa syukur kepada sang pencipta dan tetap mengenang leluhur nenek moyang masyarakat Sungsang.
Selain itu ada juga adat siraman yang mana kedua mempelai diarak sambil membawa perabotan isi rumah, hal ini mempunyai makna untuk kedua mempelai yang nantinya akan menjalani hidup berumah tangga. Usai membaca doa, kedua mempelai dimandikan oleh kedua orang tua, bahkan diguyur antar besan hingga kedua pasangan pengantin basah kayup dan dilanjutkan dengan memberikan suapan terakhir kepada kedua mempelai.
Menpertahankan adat istiadat peninggalan nenek moyang sudah sepatutnya dilestarikan, karena selain mengenang leluhur juga merupakan kekayaan budaya yang dimiliki daerah masing-masing. “Kami keluarga besar media bandungberita.com mengucapkan selamat menempuh hidup baru untuk pasangan Muhammad Alif Rizki Utama dan Regina firisqilina, semoga Allah menyempurnakan kebahagiaan kalian dan menyempurnakan ibadah kalian, serta memberikan petunjuk dalam setiap keputusan. Serta menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. (red)