Distan Kab Bandung Sosialisasi dan Penyuluhan Kepada Petani Saat Musim Kemarau

Soreang | Kab.Bandung-BBCOM – Terkait kekeringan atau kemarau berkepanjangan saat ini, Ir. H.A Tisna Umaran (Kadistan) Kabupaten Bandung, mengatakan, Pihaknya terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para petani melalui program program yang telah di luncurkan berbasis peningkatan hasil panen petani, Baik padi, jagung, Kacang dan sayuran.

Hal tersebut diungkap pada acara ” Ngawangkong bari ngopi” Ditaman Uncal Komplek Pemda Kabupaten Bandung pada Jum’at 27 September 2019 sekitar jam 8,30 wib.

Terkait kemarau saat ini banyak para petani yang terpuruk akibat Gagal panen pada musim kemarau yang berkepanjangan, Yang imbasnya perekonomian para petani sedikit terancam, Yang biasanya hasil panen yang cukup lumayan malah sekarang jadi berkurang.

Kadistan menjelaskan bahwa, kalau kita melihat kondisi alam saat ini yang mengakibatkan kekeringan dan kandungan air berkurang pada lahan pertanian, jelas hasil panen petani akan berkurang jadi kita selaku pemerintah dalam hal ini Dinas pertanian telah berupaya membantu kondisi kekeringan jauh jauh hari dengan memberikan sosialisasi dan penyuluhan terhadap para petani dalam mengantisipasi musim kemarau. Dan langkah awal dengan memberikan Pompanisasi dan pembuatan Embung bagi para petani guna meringankan beban kekurangan air untuk lahan pertaniannya. (2709)

Masih kata Ir.H.A.Tisna Umaran, musim kemarau ini bukanlah bencana karena ini tiap tahunnya rutin terjadi, Kalau musim hujan lahan pertanian banyak yang kebanjiran dan musim kemarau lahan banyak yang kekeringan, Padahal itu sudah bisa dipetakan lahan mana yang sering banjir dan lahan mana yang sering kekeringan, kemudian upaya upayanya sudah terpetakan. Maka para petani sudah bisa meminimalisir dampak kekeringan pada lahannya.” tegas Tisna saat acara ngawangkong bari ngopi di taman uncal.

” Sebetulnya dengan kekeringan yang dialami saat ini bisa dibilang ada baiknya, karena alloh swt menciptakan kemarau ini untuk membasmi siklus penyakit tumbuhan jangan berkembang biak dan sekaligus mematikannya, Juga tanah yang retak mengakibatkan udara masuk karena adanya sirkulasi udara tentu memperbaiki mikro organisme dan pisik tanah secara umum sehingga nantinya tanah akan stabil kembali.”

Sementara kata, Ir.H.A.Tisna Umaran, Kenapa pihaknya pokus pada data pangan, karena padi berdampak luas kepada kita semua sehingga pemetintah pusat dan daerah lebih condong pada kebutuhan pokok yakni beras, sebab beras bahan pokok makanan bagi masyarakat indonesia khususnya kabupaten Bandung.

Apalagi para petani kalau lihat lahan sawah yang banyak airnya pasti asumsinya untuk menanam padi, Padahal kalau kita punya pikiran bisnis, bukan hanya padi saja, Tapi tanaman lain pun bisa, Seperti sayuran yang mungkin lebih baik, maka bisa di akumulasikan bahwa itu tergantung para petaninya sendiri.

Kalau lihat kerugian atau dampak kemarau dan hujan, bisa diprediksi bahwa Rasio ditahun 2019 area kekeringan dengan area luas tanam dikisaran 3.81% kemudian kehilangan hasil kisaran 1675 ton, dan kerugian yang disebabkan kekeringan sebesar Rp. 8 miliar 43,543 juta rupiah dengan asumsi harga jual 4.8 juta perton, Maka ini adalah potensi kerugian besar, sebab hitungan puso yang terjadi kerugian, sebetulnya sudah di bayar oleh asuransi tetapi realitanya bukan kerugian namun keuntungan, tapi pihaknya memprediksi bahwa ini adalah tetap kerugian.” tuturnya.

Terkait dengan area sayuran dan perkebunan pihaknya tetap menyentuh namun dilihat para petani sayuran yang mayoritasnya jiwa bisnis maka para petani sayuran sudah dapat memprediksi lahannya mempunyai kandungan air atau tidak saat kemarau, karena para petani sayuran memerlukan air untuk menyiram tanaman, Maka berpikirnya para peyani sayuran harus menanam tanaman jenis yang sama atau tidak. (*R)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *