TASIKMALAYA | BBCOM | Dampak dari wabah Corona Virus Diseases 19 yang melanda di Indonesia mengakibatkan Perubahan ke sektor Pendidikan walaupun bersifat sementara, biasa pembelajaran instrumen offline sekarang menjadi Online.
Dosen Prodi Hukum Keluarga Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Tasikmalaya Andi Handani S.Pd.i, SH,MH mengatakan, “Pandemi virus korona (Corona Virus Diseases-19). mengakibat perubahan secara tiba-tiba dalam keseharian individu dan aktivitas pelajar atau mahasiswa yang juga berdampak keperubahan yang luar biasa, Salah satu dampak kebidang pendidikan, sehingga belajar dirumah merupakan inevitability”.
“Hampir 7 juta mahasiswa dan 46 juta pelajar sekolah dasar, menengah pun terpaksa untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah,” kata Andi melalui WhatsApp, Jumat 22 Mei 2020.
Andi mengatakan, “Disrupsi Teknologi mutlak terjadi di dunia Pendidikan, pembelajaran secara tatap muka yang dilaksanakan 100 persen di sekolah dengan tiba-tiba berubah sangat drastis”.
Ia mengatakan, “Tidak dipungkiri di atas 50 persen pelajar dan mahasiswa berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah, Ini data sebelum Pandemi, dalam masa pandemi bisa lebih besar dari itu”.
Dikatakannya pula ”Seperti prediksi para ekonom, Pandemi Corona Virus Diseases-19 berpotensi memperburuk kondisi berbagai sektor, terutama eknonomi dan pendidikan, Pelaksanaan pembelajaran dari rumah benar-benar dirasakan berat bagi guru/dosen, para pelajar dan mahasiswa, semua dipaksa untuk Disrupsi Teknologi pada kondisi6 Pandemik ini”.
Andi menjelaskan, yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak Pandemi di bidang pendidikan, yaitu melalui strategi pembelajaran jarak jauh (online), Mahasiswa/pelajar yakin bisa secara ekonomi untuk berpindah ke strategi pembelajaran online, pengganti ongkos kekampus dialihkan untuk membeli quota internet, tapi dalam kenyataannya, pasti ada tantangan yang dihadapi baik oleh guru/dosen maupun para pelajar dan mahasiswa. Belum adanya standar pembelajaran terkait kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan hingga saat ini masih menjadi sebuah problematika besar di dunia pendidikan.
“Adanya perubahan mendadak sistem pembelajaran yang berubah menjadi online, disamping akan timbul tekanan secara fisik dan mental bagi pelajar/mahasiswa, guru, dosen membuat sekolah sulit membuat tolok ukur capaian pembelajaran,tapi kita sadar bahwa dalam masa sekarang adalah masa Pandemi Nasional bahkan di negara lain juga,”ujarnya.
Andi mengatakan pula “efektivitas program ini tentu tidak bisa disamakan dengan interaksi pembelajaran langsung, Pola pembelajaran yang biasanya on site menjadi online, yang biasanya pembelajaran tatap muka menjadi tatap layar, memunculkan peluang baru di dunia pendidikan untuk terus dikembangkan (Disrupsi Teknologi)”.
Menurut Andi, “Masa Pandemi menjadi peluang untuk menyadarkan setiap orang tua bahwa beban pendidikan anak tidak hanya diserahkan kepada guru/dosen saja, Pembelajaran sesungguhnya adalah proses pengubahan sikap dan perilaku/adab siswa/mahasiswa melalui upaya pengajaran dan nasihat orang tua. Sepatutnya, kesadaran semacam ini muncul dari setiap elemen pendidikan, guru/dosen, para pelajar atau mahasiswa, termasuk orang tua,” ujarnya.
Andi menegaskan, “Pembelajaran tidak hanya fokus pada objek yang sedang dipelajari, tapi setiap pendidik dan pembelajar fokus juga bagaimana berpikir dan berperilaku terhadap yang dipelajarinya, Pembelajaran tidak hanya mencakup keahlian, Ilmu tapi mencakup pola pikir dalam menghadapi suatu permasalahan, pola pikir positif merupakan syarat cukup agar seseorang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan juga berperilaku yang baik pula/beradab”.
“Pikiran positif memudahkan implementasi setiap materi pembelajaran yang diperlukan oleh para pembelajar (pelajar dan mahasiswa). Di sinilah peranan orang tua sebagai mentor/pendamping dan juga role model sesungguhnya,” jelas Andi
“Ali Bin Abi Thalib mengingatkan, didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu,” tutur Andi.
“Semoga Pandemi Corona Virus Diseases-19 segera berakhir, semua masyarakat Indonesia khususnya Keluarga/Citivas STAINU Tasikmalaya senantiasa sehat dan proses kehidupan berjalan normal kembali dengan menciptakan manusia yang memiliki pola pikir positif penuh solidaritas sosial dan beradab,” ungkapnya. (Sys)