4 Jenis Garam yang Sering Digunakan

(Foto diambil oleh Erdyaldha Rizky Nikita Sitorus ) Erna, anggota Klub Sehat Jakarta, menunjukkan 2 jenis garam meja yang dijual di pasar swalayan

Garam merupakan salah satu bumbu masakan yang sangat diperlukan dalam memasak. Bumbu dapur yang memberikan cita rasa asin dan gurih ini biasanya selalu ditemukan di setiap dapur. Kehadiran garam di setiap masakan tidak hanya menambah cita rasa dari masakan tersebut, namun garam akan melepas molekulnya sehingga menghasilkan aroma nikmat.

Mengonsumsi garam tentu harus sesuai takaran. Meskipun kandungan yodium dalam garam dibutuhkan tubuh untuk mencegah penyakit gondok, jika garam dikonsumsi secara berlebih juga dapat menimbulkan tekanan darah tinggi.

“Kita cukup menambahkan garam pada masakan secukupnya. Tidak perlu rasa asin sampai terasa di lidah karena yang kita perlukan adalah kandungan yodium yang terkandung dalam garam tersebut, bukan rasa asin,” ucap Erna, salah satu anggota Klub Sehat Jakarta.

(Foto diambil oleh Erdyaldha Rizky Nikita Sitorus ) Perbedaan Garam Meja dan Garam Kosher

Menurut seorang peneliti bernama Desrosier, garam dapat diperoleh dari beberapa sumber. Garam solar adalah garam yang diperoleh dari penguapan air garam, baik air dari laut maupun danau garam daratan. Tambang garam atau yang biasanya dikatakan sebagai batu garam dapat diperolah dari hasil tambangan yang berada di bawah permukaan bumi sedalam seribu kaki. Garam yang diperoleh dari penguapan dengan sinar matahari mengandung kotoran kimia dan mikrobia halofisilis yang toleran terhadap garam sedangkan garam tambang atau garam sumber biasanya bebas dari kontaminasi organisme ini.

Kini berbagai jenis garam bebas dijual di pasaran. Garam bertekstur kasar, halus, garam dengan rasa, garam berwarna atau garam organik dengan mudah ditemukan di rak-rak pasar swalayan.

Berikut daftar jenis garam dan penjelasannya yang dikutip dari Health Wholeness.

1. Garam Meja atau Garam Dapur

Garam meja merupakan garam yang biasa kita gunakan untuk memasak. Garam ini sudah melewati banyak pengolahan sehingga mempunyai tekstur yang sangat halus, putih dan juga sudah diperkaya dengan yodium. Hampir seluruh garam meja mengandung natrium klorida murni, 97% atau lebih tinggi.

2. Garam Kosher

Garam kosher mempunyai tekstur kasar seperti kristal yang tidak beraturan. Garam kosher memiliki rasa yang hampir mirip dengan garam meja tetapi garam kosher tidak mengandung agen anti-caking sehingga lebih mudah menggumpal dan juga tidak mengandung yodium. Garam kosher biasa digunakan untuk merendam bahan makanan guna melunturkan pengawet yang terdapat di bahan makanan tersebut.

3. Garam Himalaya

Garam ini memilikii warna merah muda yang berasal dari kandungan zat besi dalam garam tersebut. Garam Himalaya mengandung mineral natrium yang lebih rendah dari garam meja. Namun, garam ini mengandung kurang lebih 84 mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh kita, seperti kalsium, zat besi, kalium, dan magnesium. Garam ini berasal dari tambang garam terbesar kedua di dunia, Khewra Salt Mine di Pakistan.

4. Garam Celtic

Garam Celtic berasal dari Brittany, Prancis, dekat Laut Celtic. Garam ini memiliki rona keabu-abuan sehingga sering disebut garam abu-abu(grey salt). Garam Celtic mengandung sedikit air sehingga membuatnya tetap lembap. Kandungan yang terdapat dalam garam celtic hampir mirip dengan garam himalaya. Namun, penelitian menunjukkan bahwa garam Celtic memiliki jumlah natrium paling sedikit dibanding garam lainnya. Garam ini memiliki sifat basa dan bisa digunakan untuk mencegah kram otot.

Nah, sekarang sudah tahu kan kalau garam mempunyai banyak jenisnya. Setiap jenis garam pun mempunyai manfaatnya yang berbeda-beda. (Erdyaldha Rizky Nikita Sitorus/Politeknik Negeri Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *