BANDUNG | BBCOM | Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat H. Mirza Agam Gumay berharap, Pemprov Jabar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) untuk segera menebar Tenaga Kesehatan Hewan (Keswan) di wilayah Jabar, karena saat ini wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah menyerang ribuan ekor sapi milik peternak.
Menurutnya saat ini sektor peternakan di Jabar membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah, pihaknya juga mendorong pemerintah untuk menyediakan obat-obatan atau vaksin yang bisa mencegah penularan PMK.
“Segera lakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam melaksanakan ibadah kurban. Sebab, menjelang Idul Adha, hampir seluruh hewan ternak terutama sapi di Jawa barat telah terjangkit (PMK). Karena ini kaitannya dengan hewan kurban. Apakah kondisi hewan tersebut layak untuk dikurbankan apa sakit karena PMK dan bagaimana cara penanganannya?” ujar Politisi Partai Gerindra ini saat dihubungi (10/6/2022).
Dikatakan Mirza Agam Gumay, Pemprov Jabar terutama Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, segera melakukan sosialisasi secara massif bagaimana menangani hewan kurban yang berada di daerah wabah (PMK), terutama kepada masyarakat penjualan Hewan kurban maupun pembeli agar kasus PMK di Jawa Barat tidak semakin meluas.
Tercatat PMK sudah menyerang wilayah Kabupaten Bandung yaitu di Pangalengan, terdeteksi ada 1807 ekor sapi yang diduga terinfeksi PMK. Data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat menyebutkan, saat ini wabah PMK di wilayah Jabar, sudah menyerang hewan ternak berjenis sapi perah.
Ini juga menjadi problem baru dalam tempat isolasi hewan-hewan yang positif PMK. Mirza Agam Gumay Anggota Komisi II DPRD Jabar berharap kepada tenaga Keswan harus dioptimalkan dalam pemantau-an/penanganan wabah PMK.
“Kalau perlu libatkan kampus-kampus dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki jurusan Pertenakan, karena para siswa tersebut adalah calon-calon Keswan, tujuannya supaya ada komunikasi intensif dilapangan ditingkat petani dalam menangani peliharaannya hewan yang sudah terinveksi maupun belum.
Kami juga merasakan suasana kebatinan/emosi petani peternak saat ini begitu galau dari hari kehari menghadapi musibah PMK ini, apalagi vaksinnya didalam negeri belum ada, sudah selayaknya pemerintah meng-impor vaksin yang dari negara lain yang sudah memilikinya. Ia menambahkan, data perhari DKPP Jabar update yang tertular agar akurat, kasian peternak apalagi saat ini menjelang Idul Adha dan masanya panen untuk mereka.
“Ini merupakan bukti bahwa DKPP Jabar lambat, harusnya minta ke pemerintah pusat sebagai KLB wabah PKM agar ada bantuan termasuk vaksin di impor” tegas anggota Komisi II DPRD Jabar dari Dapil IV Kabupaten Cianjur. (hms)