Oleh : Rafinda Eki Puspitasari
Mama adalah sayap pelindungku, segala-galanya bagiku. Tidak ada yang memiliki kasih sayang setulus dan sebesar Mama kepadaku. Tidak ada yang lebih nyaman selain berada di dekat Mama. Sejauh apa pun aku pergi, Mama adalah sebaik-baiknya tempat untuk pulang, melabuhkan keluh kesah dan kebahagiaanku.
Berparas cantik dengan wajah mungil dan senyum yang begitu manis. Ya, itulah Mamaku. Seorang ibu dari 5 orang anak yang berbeda-beda sifatnya. Tetapi anehnya Mama sangatlah sabar merawat aku dan adik-adikku. Entah bagaimana jadinya jika aku yang berada di posisinya.
Mama pintar sekali dalam memberiku nasihat. Pernah suatu hari Mama berkata “Jangan mau diwarnai oleh temanmu, Kak. Warnailah mereka!”. Dari sini Mama mengajarkanku untuk selalu berpendirian teguh, berbuat baik dan tidak terhasut dengan hal-hal negatif di luar sana. Perkataan inilah yang menjadi pedomanku dalam hidup sampai saat ini.
Mama adalah sosok inspirasiku, motivatorku dalam memperoleh berbagai prestasi saat di bangku sekolah. Mulai dari melatihku menari sampai membaca puisi untuk mengikuti berbagai kegiatan lomba. Mama yang setia untuk menemani dan manyemangatiku saat aku gugup untuk naik ke atas pentas.
Setiap saat Mama selalu menasihatiku bahwa di luar sana banyak masalah dan rintangan-rintangan hidup yang harua dihadapi. Oleh sebab itu, Mama ingin aku menjadi orang yang mandiri, bertanggung jawab, dan mampu mengatai masalah.
Satu-satunya orang yang paham betul tentang diriku adalah Mama. Apa pun yang ada pada diriku, apa yang sedang aku butuhkan, apa yang sedang aku inginkan, sosok Mama yang memahami semuanya. Bahkan ketika aku sakit Mama yang paling mengerti bagaimana menangani penyakitku. Seakan-akan Mama adalah obat mujarab bagiku karena saat Mama berada di dekatku seolah-olah sakit itu hilang.
Mama juga merupakan tempat terbaik untuk menyimpan segala rahasiaku. Ketika aku curhat, Mama selalu bisa menyimpan ceritaku dan tidak akan pernah membagikannya kepada orang lain. Jika ditanya siapa pendengar terbaik di dunia ini jawabannya adalah Mama.
Kadang rindu rasanya saat di mana aku selalu menghabiskan waktu pulang sekolah hanya untuk berbincang sampai tengah malam dengan Mama. Mulai dari cerita-cerita konyolku sampai nasihat-nasihat Mama yang sangat berarti untukku. Aku yang penasaran dengan kisah Mama di kala muda yang membuat perbincangan semakin panjang sampai lupa akan waktu yang sudah terlalu larut. Menurutku saat-saat itulah yang sangat seru. Merasakan quality time berdua dengan Mama.
Aku dan Mama memiliki hobi yang sama, yaitu jalan-jalan, olahraga, dan belanja. Setiap akhir pekan Mama selalu mengajakku olahraga. Selesai berolahraga dilanjut dengan jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Asyik sekali rasanya jika berjalan dengan Mama yang tidak pernah lelah ke sana-kemari.
Kini hal itu sudah jarang kita lakukan. Aku yang selalu pulang malam setelah kuliah tanpa memikirkan begitu khawatirnya Mama menungguku sampai tertidur di sofa. Aku yang terlalu sibuk dengan tugas-tugasku hingga tak menghiraukan Mama yang ingin ditemaniku jalan-jalan sejenak hanya untuk melepas penat. Tidak jarang aku pun menolak karena lelah padahal Mama juga merindukan saat-saat berdua bersamaku.
Mama, lewat tulisan ini aku ingin meminta maaf padamu. Aku yang seharusnya terus berada di sisi Mama malah pergi seolah tidak peduli. Tidak jarang pula Mama dan aku berdebat sampai aku di luar kendali dan berani membantah Mama. Maaf, hanya beribu maaf yang dapat kusampaikan.
Aku berjanji, suatu saat nanti aku akan membuat Mama menjadi ibu yang paling bahagia sedunia. Aku akan membuat Mama bangga padaku. Tetap sehat Mama. Aku sayang padamu. (***)