Stasiun Pondok Cina Penuh Sesak

Kereta Rel Listrik atau biasa disebut KRL memang sudah menjadi transportasi yang diandalkan oleh kebanyakan masyarakat.

Hal ini dikarenakan KRL mempunyai tarif yang murah sehingga bisa digunakan oleh berbagai kalangan. Selain itu, KRL juga terbilang transportasi yang cukup cepat, karena hal ini lah KRL dijadikan pilihan oleh masyarakat.

Pagi itu, aku akan berangkat kuliah menggunakan KRL dari Stasiun Citayam sampai Stasiun Pondok Cina.

Ketika menunggu di jalur 1 di Stasiun Citayam, banyak yang akan naik kereta ke arah Jakarta Kota maupun Angke. Jalur 2 tujuan Bogor dan Nambo pun ramai, tapi tak seramai di jalur 1.

Ketika kereta arah Jakarta Kota datang, aku menaikinya. Karena banyak yang akan naik kereta itu juga, maka mau tak mau semua orang harus berdesak-desakan agar mendapat tempat. Meskipun di dalam gerbong sudah penuh sesak, tetap saja banyak yang memaksakan dirinya untuk masuk, jika kesulitan masuk, petugas membantunya mendorong hingga bisa masuk.

Pintu berhasil tertutup rapat. Kereta melaju cepat. Ketika melewati Stasiun Depok dan Stasiun Depok Baru, jarang ada penumpang turun. Bahkan lebih banyak penumpang yang akan naik lagi dan memaksakan diri untuk masuk.

Tapi itu tak seberapa dibanding dengan penumpang yang akan naik di Stasiun Pondok Cina. Penumpang di Stasiun Pondok Cina ini terbilang yang sangat banyak dibanding dengan stasiun-stasiun lain. Banyak orang yang akan bekerja dan bersekolah naik dari stasiun ini.

Karena di dalam gerbong sudah penuh sesak, petugas mengimbau agar penumpang menaiki kereta selanjutnya. Namun, tak ada yang menghiraukan petugas, hingga terjadilah saling dorong antarpenumpang.

Hal itulah yang membuat keberangkatan kereta terhambat. Ketika pintu belum tertutup rapat, kereta tak bisa dijalankan.

Kegiatan salinh mendorong masih berlangsung selama 3 menit. Namun hal itu bisa diantisipasi dengan memaksa penumpang yang tidak bisa naik dengan dipaksa mundur dan mau tak mau harus naik kereta selanjutnya.

Akhirnya mereka pun mau mengalah dan menaiki kereta selanjutnya. Pelajaran yang bisa diambil adalah, jangan mementingkan ego daripada keselamatan diri sendiri. (Shafa Tasha Fadhila/mahasiswa Politeknik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *