Sosialisasi FIPPPE Daerah Rawan Bencana, Direktur P3DAS KLHK Kunker Ke Bengkulu

BENGKULU | BBCOM | Daerah Bengkulu merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang rawan bencana. Kerawanan itu terjadi karena daerah tersebut berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah barat, dimana pada dasar samudera hindia terdapat potongan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Sehingga hampir sepanjang pesisir barat Bengkulu termasuk Kota Bengkulu menjadi rawan terjadinya bencana.

Untuk pemulihan lahan kritis yang membentang dari wilayah hulu sampai ke pesisir. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) melaksanakan Kunker (kunjungan kerja) ke Provinsi Bengkulu.

Kunker yang dilaksanakan Dr. M. Saparis Soedarjanto, S.Si, M.T selaku Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai P3DAS KLHK, dalam rangka pelaksanaan sosialisasi Kegiatan Fasilitasi Integrasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion pada Daerah Rawan Bencana guna mendukung salah satu Prioritas Nasional yaitu membangun kualitas lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.

Salah satu fungsi Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan koordinasi perencanaan pengendalian pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di wilayah ekoregion melalui fasilitasi integrasi perencanaan pengendalian pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan untuk diintegrasikan ke dalam Kebijakan, Rencana, dan program (KRP) daerah.

Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di Aula Kulim BPDAS Ketahun selaku korwil UPT KLHK yang berada di Provinsi Bengkulu, sebanyak 45 tamu undangan yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah Bengkulu, UPT KLHK, Perguruan Tinggi dan berbagai pihak terkait selaku pemangku kepentingan secara langsung.

Dr. M. Saparis Soedarjanto, S.Si, M.T menyampaikan materinya secara langsung dengan tema Pendekatan Ekologi Bentang Alam dalam Analisis Rawan Bencana. Menurut beliau menyampaikan terdapat beberapa basis penilaian dalam Analisis Rawan Bencana melalui pendekata ekologi yaitu Neraca Air, Transformasi hujan menjadi aliran, Konfigurasi landscape serta Tata Ruang dan land utilization type dimana seluruhnya akan selalu berkaitan sehingga semua aspek tersebut dianggap penting untuk bersama-sama di kelola. (ded/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *