ReDTI Bersama KNPI Ciparay Gelar Gerakan Donor Darah

KAB. BANDUNG | BBCOM | Dalam rangka kepedulian terhadap kebutuhan darah, khususnya untuk warga Ciparay umumnya Kabupaten Bandung, melalui Gerakan Gotong Royong kemanusiaan membahagiakan bersama. Relawan Donor Darah dan Thalassemia Indonesia (ReDTI) bersama KNPI Ciparay, menggelar kegiatan Donor Darah. Pelaksanaan dimulai pada Pukul 08.30 sampai Pukul 11.00 WIB yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Ciparay, Jum’at (19/5/2023).

Adapun Kegiatan donor Darah tersebut diikuti sebanyak 71 orang yang terdiri dari para pegawai Kecamatan Ciparay, jajaran Koramil 2408/Ciparay serta masyarakat lainnya.

Sementara yang memenuhi syarat dan berhasil donor darah sebanyak 51 orang , sedangkan yang gagal donor darah sebanyak 20 orang.

Disela kesibukanya Ketua ReDTI Hendi Resmawan mengatakan, dirinya merasa bersyukur telah mengadakan gerakan donor darah yang ke 4 yang sekarang dilaksanakan di kecamatan Ciparay, di dimulai pada Pukul 08.30 sampai Pukul 11.00 WIB.

“Diharapkan ini bisa memenuhi kebutuhan untuk warga Kecamatan Ciparay khususnya umumnya warga kabupaten Bandung, terutama para penyintas Thalassemia yang membutuhkan darah secara rutin dan berkala sebagai penerima manfaat dari kegiatan donor darah yang dilaksanakan Reti dengan KNPI Kecamatan Ciparay”, ungkapnya.

Sambung Hendi, perlu diketahui kebutuhan darah warga kabupaten Bandung ini sampai saat ini masih di perlukan kisaran 2000 labu perbulan, saat ini baru terpenuhi sekitar 1566.

Dengan adanya kegiatan ini tutur Hendi, mudah -mudahan bisa menambah volume kebutuhan darah di kabupaten Bandung , karena kebutuhan darah masih kurang terutama untuk penyintas thalasemia yang membutuhkan darah sebagai terapi satu-satunya belum ada obatnya, tentunya sangat memerlukan darah yang terus-menerus.

“Mau tidak mau kita harus memenuhi kebutuhan darah untuk mereka, siapa lagi kalau kita tidak peduli . Salah satu contoh, di rumah sakit Majalaya saja kebutuhan darah mencapai 150 labu per bulannya itu untuk thalassemia saja yang sampai saat ini belum ada obatnya sejak tahun 1925 ditemukannya thalasemia ini , belum yang penyakit lainnya, ” tuturnya.

Demi mengejar kebutuhan darah di Kabupaten Bandung, Pihaknya akan terus melakukan gerakan donor darah, ” pungkasnya. (uden)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *