Program Pembangunan Didesa Pedamaran VI Belum Tuntas, Gusman Kembali Mencalonkan Diri

Foto : Gusman bersama Ibu Sri Mulyani (dok-pribadi

PEDAMARAN | BBCOM |  Gusman Pasopati yang akrab disapa Ketom Bojel ini kembali maju untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Desa (Kades) Pedamaran VI Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Propinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Sebagai icumbent disaat pengambilan nomor urut yang dilaksanakan oleh panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang digelar di kantor Desa Pedamaran Vl, Ketom Bojel Purnawirawan TNI ini mendapat Nomor urut 01.

“Saya kembali mencalonkan diri sebagai Kades Desa Pedamaran Vl Periode 2021- 2027, karena program pembangunan yang telah dirancang belum tuntas sepenuhnya, hal ini akibat pandemi covid -19” ujar Gusman yang aktif di media sosial facebook ketika dihubungi melalui ponselnya (Kamis 22/7/2021).

Menurutnya, selama ia menjabat sebagai Kades, dibidang birokrasi maupun pembangunan Infrastruktur serta pemberdayaan masyarakat dan pelayanan sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Belum merata pembangunan di desa Pedamaran Vl, karena wilayah desa yang saya pimpin ini sangat luas jika dibandingkan dengan desa lain yang ada di Kecamatan Pedamaran, namun saya akan tuntaskan membangun Infrastruktur jalan setapak, titian bertiang, MCK bantaran sungai serta program sertifikat lahan gratis atau bedah rumah yang tidak layak huni, tegas mantan anggota pasukan Pasopati ini.

Dikatakannya, tanpa ada dorongan dan dukungan dari masyarakat dirinya tidak akan bisa mewujudkan semua pembangunan yang ada di desa Pedamaran VI.

“Saya minta Do,a restunya kepada masyarakat untuk kembali mencalonkan diri sebagai kepala desa dan melanjutkan program yang sedang berjalan” ujar Gusman.

Sosok lain yang sangat menunjang dalam semangat memimpin desa adalah Ibu Sri Mulyani, menurut masyarakat beliau (red-ibu Sri Mulyani) selain aktif melaksanakan kegiatan posyandu dan PKK juga gemar membantu warga yang sedang dalam kesulitan.

“Saya pernah satu angkutan umum sama ibu Sri, kebetulan beliau turun terlebih dahulu, lalu ketika saya hendak membayar ongkos, ternyata sudah dibayar ibu Sri, bahkan semua penumpang yang ada dimobil tersebut sudah dibayar olehnya tanpa sepengetahuan kami” tutur warga.

Jiwa sosial yang tak pernah terekspos ini pun sudah banyak dirasakan oleh masyarakat, bahkan tak hanya didesa yang dipimpin oleh suaminya.  (red)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *