Pelatihan untuk Generasi Muda di Rumah Siap Kerja

Salah seorang peserta pelatihan memperagakan teknik penyiaran

Menjadi penyiar itu tidak mudah, itulah yang dikatakan oleh Temi Sumarlin pada pelatihan jurnalistik di Rumah Siap Kerja, Jalan Wijaya I Nomor 26, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pelatihan jurnalistik dengan tema “Teknik Siaran & Reportase” diadakan pada Jumat, 21 Juni 2019, pukul 14.00 – 17.00 WIB. Pelatihan yang dihadiri oleh 17 peserta dari kalangan pemuda mendapatkan pengetahuan tentang penyiaran serta reportase, baik penyiaran untuk radio maupun televisi.

Maret 2019, Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan Rumah Siap Kerja yang merupakan wadah bagi para pemuda untuk mencari pekerjaan sesuai minat dan bakat, mengikuti pelatihan untuk kerja dan wirausaha, serta mendapatkan beasiswa. Rumah Siap Kerja juga menjadi tempat berkumpulnya anak-anak muda untuk saling berbagi pengalaman dan ilmu. Banyak pemuda yang antusias untuk datang ke Rumah Siap Kerja, karena tempatnya yang kekinian serta terdapat fasilitas yang dapat menghibur ketika sedang berkumpul sehingga para pemuda tidak akan merasa bosan. Sudah banyak pelatihan yang diadakan oleh Rumah Siap Kerja, salah satunya adalah pelatihan “Teknik Siaran & Reportase”.

Temi selaku pembicara mengatakan bahwa hal yang paling penting dalam sebuah ilmu jurnalistik adalah membawa informasi dengan benar atau jujur. Mempunyai pengalaman sebagai penyiar, Temi juga mengatakan bahwa bekerja di bagian penyiaran dan reportase itu tidaklah mudah. Menurutnya, ada beberapa syarat untuk bisa jadi seorang penyiar, diantaranya adalah berwawasan luas, berjiwa entertainer, dan lancar berbicara. “Bukan kita mendeskripsikan orang-orang yang punya kekurangan tersebut (berbicara gagap), tapi kalau memang gagap atau sulit untuk berbicara, jangan jadi penyiar,” ujar Temi saat memberikan pelatihan kepada peserta.

Pelatihan ini terlihat tidak membosankan karena ada beberapa peserta yang diminta untuk memperagakan teknik penyiaran radio sesuai dengan topik yang diberikan oleh Temi. Ada peserta yang terdengar lancar saat berbicara, ada pula yang berbicara dengan terbata-bata. Selain penyiaran radio, beberapa peserta yang ditunjuk juga memperagakan cara melakukan siaran langsung di televisi untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Hal ini membuat para peserta terhibur serta menyadari bahwa menjadi seorang penyiar itu tidaklah mudah.

Tidak hanya itu, Temi juga memberikan latihan lainnya tentang melakukan penyiaran, seperti artikulasi, nada bicara, dan teknik pernapasan. Begitu banyak tantangan bagi seorang penyiar, tetapi Temi tetap memberikan semangat kepada para peserta agar tidak takut bagi siapapun yang ingin menjadi penyiar, baik di radio maupun televisi. Para peserta terlihat antusias, terlihat seringkali memberikan pertanyaan serta menanggapi pembahasan di pelatihan tersebut.

“Ilmu yang didapat ada lumayan lah, ada tadi pengetahuan tentang cara berbicara, aksen, segala macam, ya bermanfaat banget sih buat nambah ilmu lagi di bidang reportase dan penyiaran,” ujar Rezky Mandala, salah seorang peserta yang baru pertama kali mengikuti pelatihan di Rumah Siap Kerja. Melalui pelatihan ini, para peserta menjadi lebih tau tentang syarat, teknik, dan apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi seorang penyiar professional. (Raflyzio Farhandhika – Politeknik Negeri Jakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *