Pekerjaan Mulia, Tukang Gali Kubur

Siang itu, ditengah suasana haru para keluarga yang ditinggalkan, mataku terarah pada laki laki yang berpeluh dengan nafas memburu dibawah panasnya matahari, ia seorang tukang gali kubur di pemakaman tersebut, Pak Pardi namanya. Pak Pardi biasa menerima jasa gali kubur di desa Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah.

“Pak Pardi punya profesi luar biasa yang pasti dibutuhkan orang dan ngga semua orang bisa ngelakuin, saya kadang kalau lihat muka orang meninggal sampai kebawa mimpi. Pak Pardi itu orang baik, kadang kalo kita lagi gapunya uang untuk kasih sangu, dia pasti ngerti dan ngga serakah. Kalo lagi butuh uang, dia suka minta kerjaan, gamau minta minta uang ke orang,” ujar Fahmi, salah satu pengurus masjid Al-Muhajirin, masjid yang sering menggunakan jasa Pak Pardi.

Galian seluas 2 meter ke dalam, mengukur ukuran tanah yang ingin di gali tanpa menggunakan alat bantu meteran menjadi makanan pak Pardi tiap ada yang meminta jasanya. Bayarannya pun hanya sebatas sembako berisi mie instan, telur, minyak goreng gelas, kopi sachet 2 bungkus, gula setengah kilo dan sedikit uang.

“Alhamdulillah sih, di hari tua saya ini saya masih ingat Allah, kalau lihat galian kebawanya selalu ingat mati, makanya saya senang jadi tukang gali kubur ini. Uang mah ngga seberapa soalnya di desa jadi apa saja bisa di kerjain, apa saja bisa ditanam dan di makan,” ujar Pak Pardi.

Takdir untuk menjadi Tukang Gali Kubur ini tak pernah terpikirkan oleh Pak Kardi sebelumnya. Ia hanya berusaha untuk menjadi lebik baik di kemudian hari dan ingin selalu ingat bahwa kematian itu dekat. (Masquita Pragista/mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *