oleh Fajar Rizky Ramadhan
Banyak ekspresi yang tercipta di dalam sebuah pasar, tawa,canda,emosi,dan ramainya hiruk pikuk semuanya yang ada di dalam pasar Pondok Labu. Bahkan tidak jarang terdapat tangisan anak anak dari penjual ataupun pembeli .Pasar seluas 2 hektare ini,memiliki 2 sektor tempat yang berbeda.
Bau khas sebuah pasar akan terasa di hidung begitu menginjakan kaki di dalamnya,seperti halnya bau daging,sayur,bumbu masakan,kelapa,serta bau bau lainnya yang ada di dalam pasar.Begitu unik dan juga menarik untuk datang langsung ke pasar.
Kondisi jalan yang tidak rapih,berlubang dan becek bukan menjadi alasan orang untuk tidak datang dan membeli persediaan di pasar. Karena banyaknya kebutuhan yang bisa terpenuhi kebanyakan ada di pasar dan juga mengingat harga di pasar lebih miring ketimbang harus membelinya di supermaket ataupun swalayan.
Tawar menawar menjadi suatu hal yang menarik dilakukan antar pedagang dan pembeli dimana itu biasa dilakukan para ibu yang ingin membeli kebutuhan di pasar. Seperti apa yang dikatakan Pak Sukma pedagang daging “iya kadang pembeli kalo nawar harga suka kebangetan sampai saya ga balik modal,tapi kadang ada juga yang ngasih uang lebih sama saya”.
Suara yang riuh dari mesin pemarut kelapa ataupun hentakan suara pisau pedagang daging menjadi hal yang unik tersendiri. Belum lagi suara dari para pedagang yang menjajakan dagangannya membut suasana di pasar semakin ramai. Tak jarang juga ditemukan kata kata jenaka yang keluar dari mulut pedagang sehingga bisa menarik minat dari pembeli. Menambah keunikan untuk pasar sendiri.
Mulai banyaknya tempat supermaket dan swalayan menjadi sebuah alternatif belanja jika tidak ingin datang ke pasar. Namun pasar tradisional tidak akan pernah mati dan akan menjadi pilihan bagi para pembelinya tanpa harus khawatir dengan kompetitornya