
Menanam hidroponik ternyata tak semudah mata memandang, tapi juga tak sesulit balikan dengan mantan.
Siang itu di Kebun Agrowisata Cilangkap yang terletak di Jalan Raya Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur. Saat memasuki gerbang, para pengunjung langsung disambut dengan pepohonan yang rindang di bagian sisi kanan dan kiri pintu masuk yang tampak tertata dan terawat dengan baik.
Pengunjung biasanya datang dari warga lokal, baik untuk berolahraga maupun sekadar asyik jalan-jalan bersama keluarga dan teman sebaya. Biasanya jumlah pengunjung meningkat pada hari weekend.Tidak jauh dari pintu masuk terdapat plang yang bertuliskan “Rest AreaHidroponik”.
Dalam jurnal “Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik” oleh Ida Syamsu Roidah, Fakultas Pertanian, Universitas Tulungagung menyebutkan, hidroponik adalah sitem budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah, tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient.
Di sepanjang jalan menuju tempat pengelolaan hidroponik, mata pengunjung dimanjakan dengan pemandangan tanaman hias yang berwarna hijau dan merah kecokelatan yang tersusun apik pada bagian kanan serta kiri jalan.
Ketika memasuki ruang tanaman hidroponik yang dilindungi oleh greenhouse(rumah kaca), terdapat seorang laki-laki yang tidak terlalu tua sedang menanam bibit hidroponik. Gerakan tangannya cepat dalam memadukan rockwooldan bibit yang baru saja dipindahkan itu.
Suhu udara di dalam ruangan cukup panas. Terlihat dari kucuran keringat yang menghiasi wajah laki-laki tesebut. Tapi ia tak menghiraukan keringat yang sedang asyik mengalir di wajahnya itu, yang terpenting tugasnya menanam selesai dengan cepat.
Walaupun udara yang masuk minim, adanya greenhousetersebut mampu memberikan manfaat yang besar dalam tumbuh kembang tanaman hidroponik. Ida Syamsyu Roidah, dalam tulisan jurnalnya juga menyebutkan, rumah kaca dalam budidaya hidroponik berguna menjaga pertumbuhan tanaman secara optimal dan terlindungi dari pengaruh unsur luar, seperti hujan, hama penyakit, dan ilklim.
Dalam merawat tanaman hidroponik tidak bisa sembarangan karena kadar air yang digunakan haruslah sesuai ukuran, tidak lebih dan tidak kurang, apabila dalam proses meracik air nutrisinya kelebihan atau kekurangan maka terjadilah penguningan daun pada tumbuhan tersebut dan tidak bisa untuk dipasarkan.
“Cara menanamnya mudah, hanya saja nutrisinya yang sulit dan harganya cukup mahal,” kata Omin, salah satu perawat tanaman hidroponik di Agrowisata Cilangkap.
Hidroponik di tempat ini memang telah lama menjadi pusat budidaya tanaman hidroponik terbesar di daerah Cilangkap, Jakarta. “Tumbuhan (hidroponik) yang ada di sini kangkung, bayam hijau, dan bayam merah,” kata Omin sambil memanen tanaman hidroponik.
Di tempat ini memang sengaja tidak menanamkan tumbuhan lain karena menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ketika sudah panen, hasilnya akan dijual kepada distributor. (Anita Rahim/PNJ)