
Candi Borobudur menjadi salah satu situs peninggalan bersejarah di Indonesia yang telah diakui dunia. Candi ini terletak di Jl. Bandrawati, Magelang, Jawa Tengah. Perjalanan menuju ke sana dari tempat saya menginap tepatnya di Kona Backpacker, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta, menghabiskan waktu kurang lebih satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor.
Setibanya di sana, saya memarkirkan motor di sebelah kiri depan pintu masuk Candi Borobudur. Untuk sampai di Candi Borobudur, saya harus berjalan kaki terlebih dahulu. Setelah melewati pagar pintu masuk, terlihat banyak pedagang kaki lima yang menjual topi, payung, tongsis, dan juga cinderamata.
Setelah melewati para penjual tersebut, saya disambut dengan pagar berbentuk stupa yang dihiasi bunga-bunga berwarna merah yang digunakan wisatawan untuk berfoto. Selanjutnya saya juga berfoto di belakang tulisan “BOROBUDUR” yang berbentuk tiga dimensi berwarna putih.
Setelah itu, saya melewati jalanan dua sisi yang di tengahnya terdapat semak-semak tertata rapi. Pada sebelah kiri jalan tumbuh pohon-pohon rindang dan di sebelah kanannya terdapat tiang dari bambu yang di atasnya tergantung topi-topi petani berwarna-warni serta ada beberapa yang ditempel topeng berwarna-warni juga.

Selain itu ada juga papan besar berbentuk persegi panjang ditempeli topeng berwarna-warni yang dijadikan latar belakang foto bagi para wisatawan. Sebelum mencapai puncak Candi, saya harus menaiki 4 tingkatan tangga terlebih dahulu.
Setelah melewati itu, saya dapat mengambil foto dengan latar belakang Candi Borobudur dari bawah. Untuk sampai ke puncak Candi saya harus kembali menaiki beberapa tingkat tangga yag tinggi lagi. Di sekeliling dinding Candi Borobudur terdapat relief atau ukiran bergambar manusia yang dibeberapa bagian tampak sudah menguning.

Pada sudut-sudut Candi terdapat patung-patung Budha yang sedang duduk dan juga stupa-stupa kecil. Beberapa patung Budha di sekeliling candi banyak yang sudah rusak, seperti tidak ada bagian kepala atau tangannya. Bagian atas tingkatan awal Candi dihiasi stupa-stupa kecil yang ditopang oleh batu-batu berbentuk persegi. Saya baru menemui stupa-stupa yang besar pada tiga tingkat terakhir setelah melewati banyak tingkatan tangga.
Saya tidak sempat berfoto pada stupa terbesar yang berada di puncak candi karena padatnya wisatawan dan memutuskan untuk turun setelah sampai tiga tingkat terakhir. Saya melewati tangga di arah sebaliknya datang dan membeli cenderamata yang terletak dekat pintu keluar untuk oleh-oleh. (Vica Nurul Aini/mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)