BANDUNG | BBCOM | Untuk mengetahui dan mencari informasi terkait pola pengelolaan peternakan sapi. Pimpinan dan Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan lapangan ke Sekretariat Korporasi Mandalika Baren Sampi di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah- Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rabu, (26/01/2022) pekan lalu.
Kedatangan rombongan Komisi II DPRD Jabar ke Lombok Tengah Provinsi NTB tersebut, karena daerah NTB sudah cukup lama terkenal sebagai daerah pemasok sapi untuk berbagai daerah di Indonesia, termasuk untuk wilayah Jawa Barat.
“Kita dari Komisi II DPRD Jabar, ingin mengetahui tata cara pengelolaan Korporasi Mandalika Baren dalam beternak Sapi”. Ujar anggota Komsi II DPRD Jabar H. Mirza Agam Gumay, Sm.Hk saat dihubungi melalui telepon selulernya (1/2/2022) terkait kunjungan kerja Komisi II ke Lombok Tengah-NTB.

Menurut politis partai Gerindra Persatuan ini, bahwa Korporasi Mandalika Baren merupakan salah satu peternakan lokal pemasok bahan olahan sapi. Bahkan hingga saat ini Provinsi NTB merupakan daerah surplus sapi dengan jumlah sapi di NTB mencapai 1,2 juta ekor yang tersebar di pulau Lombok dan Sumbawa.
Dalam beternak Sapi menggunakan konsep korporasi peternak merupakan sebuah pengelolaan usaha peternakan yang bertujuan untuk mengubah pola kerja peternak ke arah yang lebih modern, baik dalam pola pikir (paradigma), pengelolaan usaha budidaya maupun cara pengolahan dan pemasaran produk dengan menggunakan platform modern, ujar Agam—sapaa—Mirza Agam Gumay.
Dikatakannya, provinsi NTB ditetapkan oleh Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian merupakan salah satu dari 5 provinsi yang mendapatkan program desa 1000 sapi.
Program desa 1000 sapi, bertujuan dalam rangka menekan jumlah impor sapi dan melalui program ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan ekonomi masyarakat secaraber kesinambungan, terutama para petani peternak sapi.
Alasan lainnya, ditengah pandemi ini, hanya usaha pertanian termasuk di sektor peternakan yang masih tetap eksis, ujar Agam
Lebih lanjut Agam mengatakan, semula kelompok peternak sapi di Pujut Lombok Tengah hanya memiliki sebanyak 20 sampai 25 ekor sapi atau perorang hanya memiliki sapi 1-2 ekor per peternak.
Namun, dengan adanya program desa 1000 sapi, kini setiap kelompok mengurus dan mengelola 200 ekor sapi potong (100 ekor induk dan 100 ekor jantan bakalan). Dan ternyata, para peternak yang tergabung di Korporasi Mandalika Baren Sampi di Kecamatan Pujut mampu melakukannya.
Kemampuan Korporasi Mandalika Baren Sampi –Lombok Tengah dalam mengelola ternak sapi ini dapat dicontoh dan diadopsi oleh provinsi Jabar, tandasnya. (adikarya/dd).