JAKARTA BBCom-Setelah melalui diskusi yang ketat, para juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2018 kategoriindepth reporting (penulisan berkedalaman) media cetak – Maral-r Sakti Siregar. Dr. Artini, Putut Husodo – bersepakat dan memutuskan tidak ada pemenang.
“Tidak ada yang memenuhi standar penilaian indepth reporting dan tidak ada perspektifkepentingan publik sehingga kami sepakat tidak menemukan tulisan atau karya yangmendalam impiikasin,va bagi kepentingan publik,” tegas Marah Sakti Siregar, Ketua I) eu,an Juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro Kategorr Indepth Reporting Media Cetak. Rabu. 16Januari 2019 di Kantor PWI” Jalan Kebun Sirih, Jakarta Pusat.
Nanrun, para juri yang telah menyeleksi semua karya yang masuk herdasarkan topik, angle,impact. upaya, komposisi, dan pengayaan visual, memutuskan memberikan penghargaan kepada karya Ahmadi Sultan berjudul “Melihat Geliat Pemilu di Tapal Batas Republika Indonesia; Gairah Tinggi” Menabur Harap Lima Tahun Sekali” yang diterbitkan harian Batam Pos,30 November 2018. Selain itu, juga kepada tulisan berjudul “Catatan Bukan SiBoy” karSra Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran yang diterbitkan majalah Tempo t15-21Oktober 2018).
Menurut Marah Sakti Siregar, yang juga penggagas Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Persatuan Wartawan Indonesia. semua karya yang masuk secara umum baik, ada upaya menghadirkan tulisan jurnalistik bertematik yang dalam, namun tidak memenuhi standardisasi kedalaman penyajian karya jurnalistik yang betul-betul ‘indepth reporting’Selain itu. tidak ada “greger”. pilihan angle tidak tepat sasaran, sehingga pesannya tidak sampai kepacla pembacanya.
Sementara Dr. Artini, mengatakan, ‘-‘Saya senang sekali membaca judul karya ini, tapi sayang kontennya mirip .lbu tures. Bahasanl.’a sederhana, kurang pilihan kata dan kalimat khas, kurang pengayaan dan impact yang cukup untuk mengedukasi publik.”
Sedangkan Putut Trihusodo menilai tidak ada kriteria terpenuhi dalam penyajian berita indepth kali ini. Tampaknya peserta tidak paham apa itu tulisan jurnalistik berkedalaman atau lapangan. Factual report tapi bukan realitas riset di lapangan. Edukasi dan informasinya sangat minim.
Jadi. tutur Putut Trihusodo. secara ulnum semua karya yang masuk tidak impresil. Pengungkapan fakta kurang akurat dan tidak jelas. Tidak terstruktur penyajian indepthreporting-nya. “Tapi kami mengapresiasinya, menghargai kar,vanya sehingga kami memberikan penghargaan agar lebih semangat dalam berkarya menyajikan tulisan iurnalistikyang berkedalaman,” harap Putut Trihusodo.
Pemenang Kategori Jurnalistik Radio
I’eatures Radio bertajuk “Suara Disabilitas Mental Dalam Demokrasi Nasional” karyaBenny Hermawan yang dirilis RRI Surabaya 19 November 2018 serta “Kejar KemenanganAgung, Kalahpun Terhormat” karya Sri Iswati ,vang disiarkan siber jayakartanev,s.com 3ANovember 2018 berhasil rneraih Anugerah Juraalistik Adinegoro 2018 Kategori Radio danKategori Siber.
Demikian keputusan juri Kategori Jurnalistik Radio dan Kategori Jurnalistik Siber setelahmelalui debat yang panjang dan alot pada Selasa, 15 Januari 2019 di Kantor PWI Pusat, JalanKebon Sirih, Jakarta Pusat.
Sesuai tema “Masyarakat Pers Mengawal Pemilu yang Demokrat dan Bermatlabat”, para juriKategori Radio yang terdiri dari Errol Jonathans (Ketua Dewan Juri). Awanda Erna, dan Chandra Novriadi sepakat bahwa radio-radio peserta Anugerah Jurnalistik Adinegoro kali inilebih berkualitas dalam teknik audio, human interest. objektif, dan tepat sasaran. Lugas, bermakna, sarat edukasi dan informatif, serta memiliki kepekaan yang tinggi. Khususnya sang pemenang. mampu mengemas karya ima.iinatif inovatif, edukatif, menghadirkan tema yang objektif. dengan sentuhan human interest dan kepekaan yang tinggi.
Mengompilasi hot isu Pemilu sebagai objek pemberitaannya, menghadirkan kondisi psikisyang diramu dengan apik, serla memupus stigma bahwa disabilitas jiwa selama ini tidak bisaap a- ap a. Karena temyata. di sabi I itas kej iwaan itu memil iki tingkatannya.
“Inilah pers yang peka menanggapi hol issue bahwa suara disabilitas kejiwaan ini j.rgamemiliki hak dalam memilih. Kemasannya lengkap. ada pro-kontra dari elite politik, pihakmedis yang mengungkap bahwa disabilitas ini memiliki tingkatanaya. Ketika dalam kondisibenar, dia mampu berbicara benar dan logis. Edukasinya pun sarat. Dari segi narasumber. akurasi, audio, lengkap sekali dan informasinya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan,”kata Er:rol Jonathans, yang juga konsultan di bidang radio ini.
Senada dengan Errol Jonathans, Awanda Erna yang banyak menjadi pembicara dan pengajarjurnalistik radio ini menyatakan, secara Llmum banyak karya peseda yang menyentuh tematikdan juga berkualitas dalam kemasan beritanya. “Hanya sayangnya, penyajian mereka sangatlokus. Tidak menangkap hot issue yang nasional seperti karya si pemenang ini,” ujarAwanda Erna.
Awanda menggambarkan, dalam karya radio ini. si penderita disabilitas dapat diwawancara.”Bisa iadi, dia tunggu sampai tepat waktunya untuk diajak berbicara tentang haknya.Narasinya berlutur dalam kemasan ini juga enak didengar sehingga mengalahkan karya-karyalain yang juga bagus-bagus,” ujar Awanda Erua.
Pemenang Kategori Jurnalistik Siber
Dari Kategori Jumalistik Siber, pada Selasa, 15 Januari 2019 Dewan Juri memutuskansebagai pemenang adalah karya Sri Iswati yang dimuat di www.jayakartanews.com bertaiuk “Kejar Kemenangan Agung, Kalahpun Terhormat”. Karya tersebut disepakati para juri sebagai karya jurnalistik yang penyajiannya netral, bertutur. tajam, dan beredukasi yang segar.
Menurut Dr. Agus Sudibyo, anggota Dewan Pers. sebagai Ketua Dewan Juri AnugerahJumalistik Adinegoro Kategori Jumalistik Siber ini. karya Sri Isu..ati ini merupakan sajiansiber bertema dan mampu mengajak pembacanya untuk memikirkan kondisi yang terjadi direpublik ini” yakni mengejar kemenangan yang agung diidamkan semua pihak, damai dalam perbedaan. Menyentuh tema, mengingatkan, mengedukasi masyarakat tentang situasi dankondisi NKRi.
Agus Sudibyo menilai, karya pemenang siber ini memenuhi kepentingan khalayak, inspiratit,membangun, mengedukasi, menyentuh tema mengawal pemilu yang bermartabat, santundalam mengkritisi. “Memberikan informasi. Lengkap format sibel dalam format yang segar,objektif dan enak dibaca dan lugas,” tutur Agus Sudibyo.
Menurut Petty Fatimah, juri lainnya, karya pemenang siber ini menggunakan semua tool,cyang ada meskipun belum maksimal. “Suatu produk jurnalistik, pesan yang dibuatnya harussampai ke komunikan. Tidak ambigu. Si wartawan harus mengemas pesannya sampai pada pembaca dengan tepat. Bagaimana itu harus sampai harus dibuat semenarik mungkin, mengekplorasi semua kemampuannya dengan pas dalam hitungan waktu yang sedikit mungkin, tapi lengkap,” jelas Petty Fatimah.
“Jadi paparan konten di media siber, selain unik. berlomba dengan waktu penyajian dankreativitas yang terpadu. Karena pembacanya semua serba praktis. Baca dan terus pergi. Nahkarya pemenang ini mampu menghentikan mata untuk tartarik atau berhenti sejenak grma membaca tulisannya. Dia menggunakan semua tools, video, foto, dan hal-hal terkait. Menarik, informatif, segar, dan kreatif sehingga pesannya yang lengkap itu sampai ke pembaca. Itulahyang ada di karya pemenang ini meski belum spektakuler sekali,” jelas Petty Fatimah, Pemimpin Redaksi majalah Feminc dan aktivis wirausaha perempuan ini.
Sependapat dengan kedua iuri tersebut di atas, Dr.Mulharnetty Syas, Dekan Fakultas llmu Komunikasi IISIP mengatakan, “Pesannya sampai ke komunikan. Santun bertutur. Kritisi danedukasinya seirnbang bertematik, segar dan dinamis berlutur. Memenuhi persyaratan berita.narasumbernya terwakili, visualnya lengkap, lugas. dan enak membacanya,” ujar MulharnettySyas.
Pemenang Kategori Jurnalistik Televisi
Sementara Pemenang Kategori Jurnalistik TV Rabu malam. 16 Januari 2019 ditetapkan parajuri Nurjaman Mochtar, Immas Sunarya dan Imam Wahyudi. adalah Features News bertaiuko’Suara Dari Rimba” karya Anton Bachtiar fufa’l yang ditayangkan Liputan 6 SCTV 13 Desember 2018. (***)