Saat mengunjungi Pasar Jaya Cijantung, Jakarta Timur yang lumayan jauh dari rumah, aku melihat sebuah pemandangan bahwa anak remaja berjualan. Remaja ini berpakaian sedikit kotor dengan menggunakan celana jeans agak kebesaran serta sendal jepit yang sudah usang. Ia menjual barang dasar kain seperti serbet dan keset.
Serbet adalah sepotong kain seperti sapu tangan untuk membersihkan tangan atau mulut sesudah makan. Sedangkan keset adalah sepotong kain yang digunakan untuk menyeka telapak kaki. Serbet dan keset adalah sebuah peralatan yang sangat berguna bagi penghuni rumah.
Zaman sekarang memang mudah menemukan para perantau muda mulai bekerja. Salah satunya adalah Asep, remaja kelahiran Bandung tahun 2002 ini memilih Jakarta sebagai tempat dia mengadu nasib. Asep mengikuti kakak tertuanya berjualan di daerah Pasar Jaya Cijantung, Jakarta Timur pada 2015.
Asep adalah anak terakhir dari lima bersaudara di keluarganya. “Saya sudah putus sekolah saat SD karena tidak mampu membayar biaya sekolah.” Ucapnya. Kini, ia lebih memilih tidak melanjutkan sekolah dan bekerja demi membantu keuangan keluarganya.
Ia mendapatkan barang dagangannya dari seorang agen dan menjualnya kembali dengan harga yang ditentukannya sendiri. Setiap keuntungan akan masuk ke kantongnya. Ia menawarkan barang dagangannya kepada setiap pengunjung yang keluar dari gedung Pasar Jaya Cijantung.
Asep berjualan pada pagi jam 7 hingga sore jam 6 bersama temannya yang juga berjualan sepertinya. Ia berlomba dengan temannya dalam menjual barang dagangannya. Mulut mereka saling sahut guna menarik perhatian pengunjung pasar. (M. Lukman Pabriyanto/Politeknik Negeri Jakarta