Lemak Tak Boleh Diremehkan

Senam kebugaran di pagi hari (Foto : Anis Fairuz Agustin Gumay)

Cacian dan penolakan adalah hal yang sudah biasa diterima oleh orang-orang bertubuh gemuk.  Salah satu korbannya ialah Sinta Velinda, wanita kelahiran 1999 ini sempat mengalami pengalaman tidak mengenakan sebelum ia memutuskan untuk menurunkan berat badannya. Sinta hanya diam, bertingkah seolah ia tak peduli ketika cacian mulai dilontarkan oleh teman-temannya.

Tidak jarang pula cacian tersebut diresponnya dengan tawa dan menganggapnya sebuah lelucon semata. Namun sikap itu ditampilkannya guna menutupi perasaan yang sesungguhnya. Kesal dan sedih, itulah yang sering dirasakan Sinta.

Kepercayaan diri kian menipis dikarnakan ia merasa dirinya terlalu mencolok. Berkali-kali ia mengikhlaskan pakaian kesukaan yang sudah tidak pas lagi dibadannya. Tetapi hal tersebut tidak juga menyadarkan Sinta untuk segera mengubah pola hidupnya. Hingga suatu saat ia mengetahui sendiri dampak dari lemak yang menimbun ditubuh.

Lalu dari mana datangnya lemak?  “Lemak akan menimbun bila kita makan lebih banyak daripada yang biasa dibakar oleh tubuh. Makanan yang kita lahap memiliki kalori. Jika semua nilai kalori yang kita makan atau minum dalam sehari bisa mencapai 2000 kalori atau lebih, maka menyebabkan kegemukan. Padahal batasan kalori manusia terutama wanita normalnya hanya 1.200 sampai 1.500 kalori.” – Dikutip dari pernyataan Betka Yuniarty saat menjadi pembicara pada acara Edukasi Makan Sehat disalah satu komunitas di Bandar Lampung.

Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa lemak berawal dari makanan yang kita konsumsi. Lalu saat masuk ke dalam tubuh makanan tersebut berubah menjadi kalori dan jika berlebih maka kalori menjadi lemak yang menimbun.  Namun Betka Yuniarty juga menjelaskan bahwa kalori tidak sepenuhnya berbahaya.

“Kalori jika dibakar melalui olahraga akan menjadi energi, tetapi jika kita kurang bergerak maka kalori tersebut berubah menjadi lemak yang menimbun didalam tubuh. Dan ketika lemak sudah menimbun, maka beragam penyakit seperti diabetes dan obesitas yang bisa mengakibatkan  kematian” Jelasnya.

Timbulnya berbagai penyakit bukan satu-satunya dampak bahaya dari lemak menimbun. Nurmayati yang merupakan salah satu perawat dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan menjelaskan bahwa lemak yang menimbun dibagian perut, mempengaruhi proses operasi bedah.

“Lemak yang menimbun di bagian perut akan mempersulit jalannya operasi bedah. Hal itu dikarnakan lemak perut membuat lapisan kulit menjadi tebal. Jadi jika lemak yang menimbun terlalu banyak, ketika membuka lapisan kulit pada operasi bedah membutuhkan waktu yang lebih lama dari operasi biasa” Jelas Nurmayati.

Lalu apakah kita harus membatasi asupan? Jawabannya tidak.

Pada acara Edukasi Makan Sehat tersebut Betka Yuniarty menjelaskan bahwa yang harus dilakukan ketika ingin menurunkan berat badan bukanlah menghindari makanan, melainkan mengurangi kalori. Carilah hidangan yang memiliki kalori yang rendah dan hindari minyak seperti ayam bakar dan ikan bakar. Selain itu, imbangilah dengan olahraga agar kalori terbakar menjadi energi dan tidak menumpuk menjadi lemak.(Anis Fairuz Agustin Gumay/PNJ

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *