KAYUAGUNG BBCom-Sebagai daerah yang memiliki 1,4 juta hektare lahan gambut Propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi perhatian dunia, hal itu karena beberapa lahan tersebut mengalami kerusakan akibat kebakaran hutan dan lahan. Maka Badan Restorasi Gambut menargetkan sebanyak 400.000 hektare dari tahun 2016-2020 lahan akan direstorasi.
Restorasi lahan gambut yang ada di Sumsel terutama didaerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Kab-OKI) yang selama ini mengalami kerusakan, ditanam 100 pohon khas gambut diantaranya pohon ramin, jelutung, punak, perupuk. Penanaman tersebut dilakukan oleh Delegasi pertemuan Menteri Lingkungan Asia Pasifik “The First Asia Bonn Challenge High Level Roudtable Meeting” di Kebun Plasma Nuftah dan Demontrasi Plot Restorasi Hutan Rawa Gambut di Desa Sepucuk Kab-OKI. (9/5).
Dalam kegiatan field trip peserta Bonn Challenge yang juga diikuti Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Hutan Ruanda Agung dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin serta Bupati OKI H Iskandar SE ini menyampaikan kepada para peserta mengenai sejarah berdirinya kawasan hutan restorasi gambut di Sepucuk ini.
Bupati H Iskandar SE menyampaikan, bahwa lokasi yang dikunjungi tersebut memiliki luas 20 hektar, sebelumnya merupakan kawasan hutan produksi tetap (HPL) bekas kebakaran sejak tahun 2006, kemudian terjadi suksesi alami yang terbentuk terdiri dari pakis dan rumput rawa.
“Kita mengajak para delegasi menanam 100 bibit pohon lokal di lokasi, dan ini merupakan momen monumental karena bibit-bibit yang ditanam akan diadopsi oleh masing-masing delegasi,” ujar Bupati OKI H Iskandar SE.
Dikatakannya, demplot restorasi lahan gambut di kawasan Sepucuk merupakan hasil kerjasama Badan Litbang LHK Palembang dengan International Tropical Timber Organizer (ITTO) dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel dan Kabupaten OKI.
“Pada tahun 2010, mulai dilakukan persiapan lahan dan menanam dua jenis pohon yakni ramin dan jelutung,” ujar Iskandar. Bahkan pada tahun 2012, pepohonan mulai tumbuh ditambah penanaman jenis lainnya hingga saat ini. Kita akan menunjukan bahwa di areal gambut bekas terbakar bisa direstorasi bila dilakukan dengan perlakuan silvikultur khusus,” lanjut Iskandar.
“Untuk lokasi ini sebagai pilot project dan sudah dilaunching oleh Gubernur Sumsel dan terus akan ditingkatkan bekerjasama dengan Badan Litbang LHK Palembang dan International Tropical Timber Organizer (ITTO) serta Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel,” tandas Iskandar.
Sementara itu menurut Edward Heimond wakil Regional Manager Asia Pasifik of EDE Consulting, dirinya sangat terkesan dengan kawasan restorasi Sepucuk ini karena dinilai berhasil menerapkan iptek dalam perestorasian hutan dan lahan gambut.
Kegiatan Bonn Challenge rangkaian upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) khususnya Bumi Bende Seguguk. Selain itu, kegiatan Bonn Challenge ini menjadi salah satu ajang untuk mempromosikan daerah pembangunan berkelanjutan. Sehingga dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat.
“Hadirnya Bonn Challenge ini tujuannya untuk berkontribusi terhadap landskap hutan yang bakal membangun tujuan ganda antara kepentingan sosial dan lingkungan, mitigasi dan perubahan iklim,” ungkap Kabag Humas dan Protokol Setda OKI Hendra Anggara,S.STP melalui Adi Yanto, S.STP selaku Kasubag Pemberitaan dan Informasi Publik Setda OKI saat dimintai keterangannya. (Pani Gemes)