Irigasi Ciputrahaji Terbengkalai, LSM Pemuda Ciamis Desak PSDA Jabar Bertanggung Jawab

CIAMIS | BBCOM – Ketua LSM Pemuda Kabupaten Ciamis, Yadi Supriadi atau yang akrab disapa Yadi Reman, memberikan apresiasi kepada warga dan Pemerintah Desa Sukasari, Kecamatan Banjarsari, yang secara swadaya bergotong royong membersihkan saluran irigasi Sungai Ciputrahaji, Jumat (11/07/2025).

Namun di balik apresiasi tersebut, Yadi juga melontarkan kritik tajam terhadap Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat, yang menurutnya terkesan melakukan pembiaran terhadap kondisi irigasi yang memprihatinkan.

“Inisiatif bersih-bersih irigasi oleh warga dan kepala desa seharusnya menjadi tamparan bagi Dinas PSDA. Mereka seperti tak punya rasa malu. Padahal program pembersihan irigasi seperti babad rumput seharusnya dilaksanakan rutin setiap empat bulan,” tegas Yadi.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan warga justru menjadi bukti bahwa program pembersihan dari dinas terkait tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Yadi juga mengkhawatirkan adanya potensi manipulasi administrasi, di mana kegiatan swadaya warga diklaim sebagai program resmi instansi untuk menyerap anggaran.

“Jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan kegiatan warga untuk mencairkan anggaran. Ini jelas tindakan tidak etis dan merugikan negara,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti kondisi irigasi Ciputrahaji yang mengalami pendangkalan serius hingga lebih dari satu meter, akibat sedimentasi lumpur yang menumpuk selama bertahun-tahun.

“Dasar irigasi bukan lagi pasir, melainkan lumpur berat. Ini jelas butuh normalisasi besar-besaran dengan alat berat, bukan hanya tambal sulam.”

Yadi juga menyinggung kesalahan PSDA dalam menentukan prioritas pembangunan pada tahun sebelumnya. Menurutnya, proyek perbaikan dinding (leaning) irigasi yang lebih dulu dilakukan, seharusnya didahului oleh normalisasi saluran.

“Jika nanti dinormalisasi, bagaimana nasib dinding yang sudah diperbaiki? Itu logika sederhana yang tidak mereka pikirkan,” kritiknya.

Di akhir pernyataannya, Yadi meminta Pemkab dan Pemprov serius menangani limbah industri rumah tangga dari pengusaha tahu-tempe di Desa Sukasari, yang masih membuang limbah ke saluran irigasi.

“Kalau tidak ada tindakan tegas, kami pertimbangkan untuk melakukan sweaping langsung ke pelaku usaha. Tidak boleh lagi ada pembiaran terhadap pencemaran seperti ini,” tutupnya. (D. Hendra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *