Gudang Pisang di Jakarta Selatan

oleh Masquita Pragistari

Pasar ini dihiasi warna kuning alami buah pisang di setiap sisinya, bagai gudqng pisang beragam jenis pisang dapat ditemukan di sini dari yang langka sampai selalu ada, dari yang menggantung hingga yang dibiarkan begitu saja di lantai.

Suara khas para pedagang menyambut para pembeli, di pasar ini tawar menawar menjadi hal yang wajar. Selama 24 jam dalam 7 hari, orang-orang di pasar ini selalu sibuk. Selalu ada aktivitas bongkar-muat pisang atau transaksi dengan pembeli.

Pasar ini adalah Pasar Pisang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pasar seluas 3 hektar ini memiliki tempat yang strategis dan tidak terlalu terpencil. Posisinya tak jauh dari Stasiun Kebayoran, masih satu kompleks dengan Pasar Kebayoran Lama. Sesuai dengan namanya yaitu Pasar Pisang, jadi pasar ini hanya menjual pisang meskipun hanya pisang, pembeli yang datang tetap ramai.

“Pisang-pisang di Pasar Pisang Kebayoran Lama ini berasal dari berbagai penjuru, mulai dari Jawa sampai Sumatera. Dari sana, buah pisang itu di terima di pasar ini dan kemudian didistribusikan ke pasar-pasar buah yang lebih kecil, misalnya Cipulir, Ciledug, dan daerah-daerah sekitarnya intinya sih pasar ini mah distributornya pisang Indonesia jadi alhamdulillah ramai pembeli,” ujar Kamir, salah satu pedagang di Pasar Pisang Kebayoran Lama.

Pak Kamir mulai berdagang sejak 1999, dari sejak Pasar Pisang ini masih berbentuk rawa. Jumlah pedagang di pasar ini menurutnya bisa mencapai ratusan pedagang. Jika fajar mulai menjemput, pedagang buah di pasar pasar kecil mulai berdatangan, justru menurutnya pasar ini ramai pada waktu fajar, “ramainya justru jam jam mulai pagi, soalnya kan pedagang pedagang pasar kecil kan mulai berdagang tuh, kalau belinya malam takut busuk jadi mereka belinya menjelang pagi,” tambahnya lagi.

Pedagang pasar kecil memang sering datang di malam hari, tetapi bukan berarti siang hari pasar ini sepi, pasar ini tetap ramai. Tiap-tiap pedagang mengambil lapaksekitar dua meter. Pembeli yang hilir mudik menambah sempit jalan untuk kendaraan sehingga macet menjadi hal yang lumrah di sini.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *