BANDUNG BBCom-Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Abdul Muiz menyoroti keluhan sejumlah warga yang lahannya terkena pelebaran jalan ke kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi. Sebab, pemilik lahan menilai pelebaran jalan dari Pelabuhan Ratu ke Ciemas itu merugikannya karena tidak ada ganti rugi.
“Saya mendengar adanya protes warga yang lahannya terkena pelebaran jalan itu. Makanya saya akan menampung dan membahasnya lewat fraksi dan lintas komisi,” kata politikus gaek PKS ini kepada Wartawan Selaaa(23/5)
Bahkan, untuk memastikan informasi tersebut dia sudah mengagendakan akan turun ke lapangan. Muiz menegaskan pengecekan itu perlu dilakukan sehingga akan diketahui titik persoalannya.
“Kalau memang ada permasalahan, tentu perlu dicarikan solusi. Pembangunan jalan ini perlu didukung tapi di sisi lain jangan sampai merugikan warga. Nanti saya akan bahas dengan dinas terkait,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Umat DPW PKS Jabar ini.
Seperti diberitakan, proyek senilai Rp200 miliar itu dianggap sejumlah pemilik lahan merugikan. Mereka tidak mendapatkan ganti rugi, baik tanah maupun tegakan tanaman lainnya.
Asep Rohmana (35), salah seorang pemilik tanah mengatakan dirinya bukan menolak pembangunan, tetapi meminta haknya. Ganti rugi yang dimaksud Asep dan warga lainnya sesuai dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembangunan.
“Kami mendukung pembangunan. Tapi kami minta ganti rugi sesuai aturan. Yang intinya kami meminta ganti rugi tanah kami yang terkena pelebaran jalan,” tegas warga Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi ini.
Dijelaskannya, tanah warga di daerahnya yang terkena pelebaran panjangnya hingga ratusan meter dan lebarnya sekitar lima meter. Sejumlah pemilik lahan lainnya pun sudah sepakat dengan meminta ganti rugi yang akan terpakainya dengan membubuhkan surat pernyataan bersama.
“Kami sudah sepakat dan membuat surat pernyataan meminta ganti rugi. Karena pihak pemerintah tidak bisa semena-mena dengan langsung mematok tanah warga. Tapi kejelasan ganti rugi seolah dipandang sebelah mata. Kami merasa kecewa,” cetusnya.(**)