CIMAHI | BBCOM | Saat ini, persoalan sampah sudah merupakan persoalan yang dihadapi oleh setiap wilayah, termasuk di kota Cimahi. Bahkan disebut sebut berdampak pada persoalan ikutan yakni persoalan banjir. Untuk masalah ini, belum lama berselang Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Cimahi Lilik Setianingsih, SH ketika ditemui oleh Bandung Berita.com di ruangannya memberikan penjelasan persoalan sampah yang ada di kota Cimahi beserta penanggulangan yang telah dilakukan selama ini.
Dikatakannya, timbulnya masalah banjir salah satunya memang diakibatkan oleh masalah sampah. “Oleh karena itu, dalam penanganan masalah sampah dilakukan usaha usaha preventif dan edukasi kepada masyarakat mengingat masalah sampah tidak terlepas dari soal kesadaran masyarakat. Selain edukasi kepada masyarakat, dilakukan juga layanan angkutan sampah secara rutin, dan ada yangbekerjasama dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP)”, demikian dikemukakan Lilik yang didampingi Ogi Mardiyanto, S.STP selaku Kabid MPSLB3PK.
“Edukasi dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, salah satunya melalui pemasangan spanduk di beberapa titik agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, ada juga patroli kebersihan agar bisa memonitor persoalan prsoalan sampah yang ada di lapangan, sehingga bisa dilakukan penanganan dengan segera”, kata Lilik.
Pada kesempatan yang sama, Kapala Bidang MPSLB3PK menyinggung soal volume sampah yang ada di kota Cimahi. Menurutnya, Volume sampah di kota Cimahi setiap harinya sekitar 273 ton. Yang bisa ditangani mencapai 267,50 ton. Yang ke TPA sekitar 228 ton, dan sisanya diolah menjadi kompos yang diharapkan akan mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA.
Ditambahkannya, saat ini di Dinas KLH kota Cimahi ada yang namanya program Awas Panik (Kawasan Tuntas Pilah Sampah Organik). “Untuk saat ini, ada upaya integrasi dalam hal pilah sampah dari rumah tangga dengan pengolahan di TPS yang ada di Melong dan Leuwigajah yang sudah berjalan di 9 RW. Strategi lainnya adalah pengolahan sampah di RW secara mandiri. Saat ini yang sudah berjalan ada di RW 18 Padasuka dan RW 7 Pasirkaliki. Dalam waktu dekat akan dikembangkan ke RW yang lain sejauh lahannya tersedia”, jelas Ogi.
Ketika ditanyakan soal ketersediaan sarana prasarana penanggulangan sampah, baik Lilik maupun Ogi menjelaskan, sarana prasarana yang tersedia sudah sesuai standar. Dengan alat yang ada sekarang, masih bisa menanggulangi persoalan sampah yang ada di kota Cimahi. “Untuk tahun ini, target pengurangan sampah sebanyak 24 %. Di tingkat RW tagetnya 39 %. Kita usahakan target pengurangan sampah seiap tahun terus meningkat. Saat ini sudah dibangun kemitraan dengan unsur wilayah sperti RT dan RW. Tetapi standar pengendaliannya tetap ada di Dinas Lingkungan Hidup. Saat ini juga dilakukan pemetaan di 12 titik terutama yang ada di aliran aliran sungai untuk pengendalian banjir”.
Lilik menegaskan, dalam penanggulangan sampah tidak bisa dilakukan sendiri oleh Dinas Lingkungan Hidup. “Diperlukan peran aktif dari RT RW dan masyarakat. Hal ini sangat diperlukan agar peroalan sampah tiap tahunnya bisa terus diminimalisir. Kalau dihilangkan jelas tidak mungkin karena sampah berkaitan dengan sosl konsumsi masyarakat. Namun paling tidak pembuangannya bisa dikendalikan sehingga persoalan sampah dan persoalan iktannya seperti banjir bisa terus diminimalisir”, tegasnya.
“Bahkan kita menginginkan sampah ini bisa diolah agar mendatangkan nilai ekonomis. Ini yang kita inginkan. Karenanya program Dinas Lingkungan Hidup senantiasa dikolaborasikan dengan seluruh stakeholder dan masyarakat agar tujuan tujuan untuk meminimalisir persoalan sampah di kota Cimahi dapat dicapai di tahun tahun menndatang”. (Teddy Guswana)