CIREBON I BBCOM I Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kota Cirebon Bidang Bina Marga rutin melakukan perbaikan jalan berlubang atau rusak di beberapa wilayah Kota Cirebon.
Kepala DPUTR Irawan Wahyono melalui Kepala Bidang Bina Marga Solihin ST diruangannya (17/2) kepada Bandung Berita mengatakan,ini hal serius dan menjadi prioritas kami,pasalnya, penyebab rusaknya beberapa ruas jalan diakibatkan intensitas hujan yang mengakibatkan terjadinya genangan air,jadi perlu perbaikan jalan demi mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan dari pengguna jalan.”ungkapnya.
Kedepan kita akan fokus bekerja sama dengan bidang Sumber Daya Air (SDA) ,jadi ketika rehabilitasi jalan harus diimbangi dengan perbaikan drainase agar semua berjalan seimbang .”ungkapnya
Solihin menilai “Apabila Drainase baik ,genangan air dijalan akan cepat terbuang ke drainase,sehingga kedepan jalan akan lebih awet dan bertahan lama .”pungkasnya.
Hal serupa diungkapkan pula oleh Kasi Teknik Jalan dan Jembatan Slamet Riyadi ,dia menjelaskan perbaikan jalan yang dilakukan oleh Bina Marga tidak kenal waktu atau momen tertentu saja,”
“Bukan karena musim hujan, Bina Marga intens, setiap hari kita lakukan perbaikan di sejumlah ruas jalan berdasarkan laporan masyarakat maupun temuan kita,dilapangan bahkan sehari pernah sampai 20 titik.”
“Dalam mengatasi jalan rusak, kita mempertimbangkan skala prioritas. Misalnya pada ruas jalan yang memiliki tingkat mobilitas tinggi dan kondisi kerusakan yang mendesak ditangani.”
“Kita prioritaskan yang bersifat darurat contoh, lubang jalan berada di tengah dengan kedalaman 5-10 cm, rawan kecelakaan pengguna jalan, serta jalan besar seperti jalan protokol,” jelasnya.
Slamet mengakui, peningkatan jumlah titik kerusakan jalan karena genangan air yang disebabkan curah hujan tinggi. Akibatnya usia jalan juga biasanya mempengaruhi, ditambah drainase yang tidak berjalan optimal,paparnya.
“Perbaikan yang saat ini kita lakukan menggunakan sisa material tahun lalu. Karena anggaran tahun ini belum bisa diserap. Semoga lebih cepat diserap agar perbaikan bisa lebih maksimal,” harapnya.
Dalam pelaksanaannya perbaikan kami menggunakan metode tambal sulam, yakni dengan diurug batu kemudian diaspal. “Ketahanannya semoga bisa bertahan lebih lama. Meskipun memang intensitas hujan masih tinggi,”pungkas Slamet (Bud)